REPUBLIKA.CO.ID,YERUSSALEM--Kasus ditabraknya dua bocah Palestina oleh pemukim Yahudi di daerah Silwan, Selatan Kota Tua Yerussalem yang terjadi usai sholat Jumat pekan lalu, membuat panas sidang parlemen Israel. Kubu ultra nasionalis Yahudi dan Arab-Israel saling serang kata-kata.
Kubu ultra nasionalis Yahudi menganggap dua bocah Palestina yang ikut dalam aksi perlawanan dengan melempar batu ke para pemukim Yahudi itu sebagai teroris. Sementara kubu Arab-Israel menuding pemukim Yahudi yang sengaja menabrakkan mobilnya ke kedua bocah itu sebagai sosiopat karena senang melihat anak-anak ditabrak mobi. Kasus tabrakan itu sekarang sedang dibicarakan di Komite Hak-hak Anak
Insiden itu terekam oleh kamera wartawan yang sedang meliput aksi perlawanan warga Palestina. Usai sholat Jumat, seperti biasanya, warga Palestina melakukan aksi demonstrasi yang disertai pelemparan batu ke arah pemukim atau polisi Yahudi. Dua bocah Palestina yang mengenakan penutup kepala itu sedang berdiri di tepi tikungan jalan, ketika tiba-tiba muncul mobil bewarna putih yang dikendarai seorang tokoh Yahudi garis keras yang tinggal di pemukiman yang lokasinya tak jauh dari tempat kejadian.
Tanpa rasa belas kasihan, mobil itu langsung menabrak dua bocah itu. Salah seorang bocah tersebut bahkan sampai terpelanting ke udara dan terjatuh di kaca depan mobil sebelum jatuh menyentuh tanah. Bocah tersebut mengalami luka-luka dan patah tulang. Sementara bocah yang satunya lagi terkena pecahan kaca mobil di lengannya. Keduanya langsung dilarikan ke rumah sakit.
Pengemudi yang diidentifikasi polisi bernama David Beeri itu sempat menghentikan mobilnya sejenak usai insiden. Namun bukannya menolong bocah Palestina itu, dia kemudian langsung tancap gas melarikan diri.
Ketua Komite Hak-hak Anak di Parlemen Israel, Danny Danon, mengaku kecewa karena tayangan atas insiden itu selalu diulang-ulang. Namun politikus dari partai berkuasa, Likud, ini justru menyalahkan kedua bocah Palestina itu yang ikut-ikutan aksi perlawanan dengan melempar batu. ''Ini mengejutkan, melempar batu ke mobil yang ada penumpang di dalamnya. Ini adalah percobaan pembunuhan,'' ujarnya menyalahkan kelakukan bocah Palestina itu.
Namun anggota parlemen keturunan Arab-Israel, Ahmed tibi, menyesalkan sikap Komite Hak-hak Anak yang tak menyampaikan keprihatinannya sama sekali atas nasib kedua bocah Palestina yang masih berusia 10 dan 11 tahun itu. ''Anda tidak punya empati,'' kecamnya. ''Anda adalah sekelompok sosiopat yang senang melihat seorang anak terlempar ke udara dan tidak peduli atas kejadian itu.''