REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Sekelompok ilmuwan Cina mulai melakukan ekspedisi pencarian Yeti atau kerap disebut Bigfoot di daerah pegunungan tinggi dan berhutan di Propinsi Hubei. Pencarian makhluk yang di Cina dinamai Yeren atau manusia liar ini merupakan kali pertama sejak 30 tahun lalu. Sebelumnya ekspedisi serupa dilakukan oleh China Academy of Science pada 1970-an dan awal 1980-an setelah rangkaian penampakan makhluk setinggi lebih dari enam kaki dan tertutup rambut coklat kemerahan ini.
Hubei Wild Man Research Association mengaku serius melakukan ekspedisi ini. Karena itu, mereka sedang mencari relawan internasional dan menggalang dana sebesar 1 juta poundsterling untuk membiayai ekspedisi ini. ''Kami akan membuat lima tim untuk fokus pada lima wilayah di mana Yeren pernah ditemukan,'' ujar Wang Shancai, Wakil Presiden Hubei Wild Man Research Association.
Wang yakin, dengan sokongan dana yang kuat dan teknik penelitian modern, ekspedisi ini bakal menghasilkan temuan yang berarti. ''Sebelumnya, pencarian tidak fokus pada titik yang benar dan tanpa diserta teknologi modern,'' ujarnya. ''Dengan perlengkapan yang kami miliki, saya percaya setidaknya 80 persen bisa menemukan manusia liar ini.''
Ada lebih dari 400 dokumentasi atau laporan penampakan dari 'manusia liar' ini. Yeti dikabarkan berada di cagar alam Shennongjia, kawasan pegunungan yang berhutan lebat dengan ketinggian hingga mencapai 9.800 kaki di Hubei Barat.
Hutan Shennongjia memang dikenal kaya dengan cerita takhayul karena banyak ditemukannya hewan yang tak biasa wujudnya, seperti hewan-hewan albino termasuk beruang, rusa, monyet, dan ular. Yeti terakhir kali dikabarkan terlihat pada 2007 tidak sepenuhnya imajiner dan bisa jadi merupakan spesies baru dari Orangutan yang belum ditemukan.