Rabu 13 Oct 2010 06:24 WIB

Birokrasi World Bank Perlu Diperbaiki

Rep: thr/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Birokrasi Bank Dunia perlu diperbaiki guna mempermudah akses negara-negara kreditur memperoleh akses bantuan. Menurut Direktur Eksekutif Bank Dunia terpilih Hekinus Manau,  birokrasi  World  Bank yang berjalan kini terlalu panjang.

"Pemberian bantuan baik proyek atau program seringkali birokrasi dengan World Bank itu susah sekali, seakan-akan  kita yang menerima bantuan program atau proyek itu seperti minta-minta. padahal itu hak kita sebagai anggota," ujar Hekinus, di kantornya, Selasa (12/10) petang.

Hekinus sendiri kini masih menjabat  sebagai Inspektur Jenderal (Irjen) Kementerian Keuangan. Dia akan  menjabat sebagai Direktur Eksekutif Bank Dunia (World Bank) terhitung mulai November 2010.

Menurut rencana, Hekinus yang menjabat sebagai Irjen sejak 12 Agustus 2008 ini akan bertugas di World Bank selama dua tahun hingga November 2012. Sebagai Direktur Eksekutif, Hekinus akan mewakili 11 negara konstituen, yaitu  Indonesia, Brunei Darussalam, Fiji, Laos, Malaysia, Myanmar, Nepal, Singapura, Thailand, Tonga, dan Vietnam. Ia berhak menduduki jabatan tersebut berdasarkan hasil pemilu direktur eksekutif yang dilaksanakan oleh bank pembangunan multilateral itu pada akhir pekan ini.

Tidak hanya itu, politisi anggaran dalam pemberian bantuan juga perlu dinetralisir. Jangan sampai ada agenda tersembunyi di Bank Dunia karena lembaga ini bukan lembaga politik. "Jadi kegiatan-kegiatan reform di World Bank ini sudah digiatkan juga mudah-mudahan kita bisa pengaruhi," jelasnya.

Hekinus mengakui dirinya  sudah bertemu dengan beberapa pejabat World Bank di sana termasuk  dengan  Sri Mulyani. Tetapi yang lebih penting  yakni pesan dari Menteri Keuangan saat ini, Agus Marowardojo,  untuk berusaha bisa melihat penajaman-penajaman porgram yang cocok pada 11 negara terutama Indonesia.

"Kalau  bisa juga istilah pak Agus Marto itu sekaligus saya mengupayakan komunikasi yang  lebih intensif tentang Indonesia dan peran Indonesia di percaturan keuangan internasional,  jadi itu yang akan kita jalankan,"  jelasnya. 

Menurut Hekinus, ke depan Indonesia tetap akan dapat kesempatan kerjasama dengan World Bank.  Tetapi  mungkin sifatnya tidak lagi  bervariasi seperti selama ini. "kalau dengan pak menteri itu kita sepakat hanya memilih yang signifikan saja. Jadi hal-hal yang signifikan akan tetap bersama. tapi kalau hal-hal yang bisa dikerjakan sendiri lebih tepat  kita jual kemampuan Indonesia," paparnya.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Terkait
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement