REPUBLIKA.CO.ID, Mayoritas Yahudi Amerika percaya bahwa tujuan orang-orang Arab hanya memiliki satu maksud atas Yahudi, yaitu menghancurkannya. Kesimpulan ini diperoleh berdasar hasil jajak pendapat yang diadakan American Jewish Committee.
Sekitar 76 persen responden survei yang dilakukan pada musim gugur 2010 bertajuk Opini Yahudi Amerika setuju dengan pernyataan itu, sementara hanya 20 persen tidak setuju.
Survei tersebut juga menemukan bahwa dukungan masyarakat Yahudi AS terhadap Presiden Barack Obama secara signifikan telah menurun, sementara mayoritas menyetujui Perdana Menteri Benjamin Netanyahu.
Hanya 51 persen responden dalam survei mengatakan mereka menyetujui cara Obama telah menangani pekerjaan - penurunan sebesar 6 persen sejak survei Maret. Sementara, 78 persen dari orang Yahudi Amerika memilih Obama pada tahun 2008.
Sekitar 49 persen dari Yahudi AS menyetujui penanganan administrasi Obama dalam hubungan AS-Israel, sedangkan 45 persen menolak. AJC survei pada bulan Maret menemukan bahwa 55 persen menyetujui dan 37 persen menolak. Pada survei yang sama tahun 2009 54 persen menyetujui, dan 32 persen menolak.
Perdana Menteri Benjamin Netanyahu mendapatkan persetujuan jauh lebih tinggi untuk menangani tentang hubungan AS-Israel, dengan persetujuan 62 persen, penolakan 27 persen, dan 11 persen "tidak yakin."
Persetujuan rating Obama antara semua pemilih bahkan lebih rendah - dalam survei Bloomberg baru-baru ini, ia hanya meraup dukungan 47 persen, sedangkan jajak pendapat Gallup menemukan dia hanya didukung 45 persen.
Sementara itu, 95 persen orang Yahudi Amerika berpikir Palestina harus diwajibkan untuk mengakui Israel sebagai negara Yahudi dalam penyelesaian perdamaian di masa depan.
Sejumlah 82 persen mengatakan Israel tidak bisa mencapai perdamaian dengan pemerintah pimpinan Hamas, sementara 14 persen adalah optimis. Jajak pendapat kali ini mengalami enam titik penurunan sejak survei yang sama yang dihajat Maret 2010.
Selain memandang penting pengakuan negara Israel, 48 persen mendukung pembentukan negara Palestina, sementara 45 persen menentangnya dalam situasi saat ini, dan 6 persen mengatakan mereka tidak yakin.
Sekitar 18 persen mengatakan mereka kurang optimis tentang kesempatan untuk perdamaian abadi antara Israel dan Arab dari satu tahun yang lalu, 8 persen lebih optimis, dan 75 persen mempertahankan tingkat optimisme (atau pesimisme) yang sama dengan tahun lalu.
Sebanyak 60 persen Yahudi Amerika mengatakan Israel tidak boleh kompromi di Jerusalem sebagai kota bersatu di bawah yurisdiksi Israel, dan 35 persen mendukung kompromi. Minggu depan, pemimpin Yahudi akan berkumpul di Yerusalem untuk membahas isu-isu dalam negosiasi dan sebagai bagian diaspora Yahudi harus bermain dalam keputusan kunci.
Lima puluh enam persen responden menganggap Israel harus membongkar beberapa permukiman berikut perjanjian perdamaian dengan Palestina, 6 persen berpikir harus membongkar semua pemukiman Tepi Barat, dan 37 persen beranggapan tak ada yang harus dibongkar dari permukiman Israel yang kini sudah berdiri.
AJC Survei dilakukan melalui telepon antara 6 September dan 8 Oktober dengan melibatkan 800 responden. Para responden sebelumnya mengidentifikasi diri sebagai Yahudi.