REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--PDIP merasakan penurunan kepuasan atas kabinet yang dipimpin SBY-Boediono. Dibandingkan dengan saat SBY memimpin negara dengan JK, tingkat kepuasan masyarakat dipandang lebih tinggi kala itu.
Wakil Ketua DPR RI dari PDIP, Pramono Anung, mengatakan karakter SBY dipadu dengan Boediono terlalu banyak mengambil waktu demi sebuah keputusan. Ketidakpuasan itu juga dikatakan Pramono perah diutarakan oleh sejumlah lembaga survei independen. Karena itu, Pramono mengaku setahun pertama kabinet ini dirasakan ada penurunan kepuasan.
''Mungkin waktu lalu ada sosok JK yang cenderung lebih berani mengambil keputusan,'' kata dia, Rabu (13/10). Reaksi yang tidak cepat tanggap itu lantas berimbas pada faktor keamanan dan penegakan hukum yang mengecewakan. Rasa aman, sambungnya, sering tidak hadir.
Akibatnya, terdapat ancaman atas keberagaman dan kebhinekaekaan dalam bermasyarakat. Padahal di Indonesia, perbedaan adalah kekuatan bangsa ini. Pramono kemudian menyebut sejumlah perkara seperti kasus penyerangan Ahmadiyah, gereja HKBP, keributan antarkelompok di Ampera, hingga penyerangan terhadap kantor kapolsek.
Secara obyektif klaim keberhasilan mencapai target pertumbuhan ekonomi tidak serta dipandang partai ini sebagai kesuksesan pemerintahan. Pertumbuhan ekonomi regional di Cina, India, dan Singapura yang pesat mendongkrak pertumbuhan ekonomi Indonesia. Pertumbuhan ekonomi yang sesungguhnya dianggap PDIP justru datang dari swadaya rakyat dan pelaku usaha.