REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kementerian Hukum Hak Asasi Manusia (HAM) sementara ini mengindikasikan adanya kelalain petugas jaga rumah penampungan Imigrasi di Jakarta Barat. Kelalaian ini mengakibatkan kaburnya 52 imigran gelap, Ahad (10/10) dini hari.
Menteri Hukum dan HAM Patrialis Akbar, dalam keterangan persnya di Jakarta, Rabu (13/10), mengatakan, kejadian kaburnya para imigran itu terjadi tidak lama usai dua imigran asal Nigeria menerima tamu menjelang dinihari. Padahal, aturan berkunjung hanya diperbolehkan dari pukul 09.00-17.00 WIB.
''Sementara yang kami temukan adanya kelalain dan kecerobohan petugas jaga, kalau masalah lain belum ditemukan termasuk dugaan adanya suap, tapi tim dari Imigrasi tengah berkoordinasi dengan pihak terkait untuk terus melakukan pemeriksaan intensif,” ujar Patrialis Akbar.
Patrialis menegaskan, pihaknya membantah adanya kelonggaran waktu berkunjung itu karena petugas jaga disuap untuk membolehkan tamu berkunjung malam hari. Menurutnya, diduga motif kaburnya imigran tersebut karena mencari perhatian dunia internasional. Para imigran yang kabur mempunyai masalah dengan statusnya sebagai pengungsi karena konflik di negara asal.
Ke-52 imigran itu masing-masing berasal dari Afghanistan 26 orang, Irak 14 orang, Nigeria empat orang, Bangladesh satu orang dan Srilanka tiga orang.
Sementara itu, Kepala Rumah Imigrasi Detensi Jakarta Effy Novrie menceritakan, rumah penampungan imigran gelap berada di Rumah Detensi Imigrasi Jakarta yang terletak di Jalan Peta Selatan, Kalideres, Jakarta Barat. Bentuknya menyerupai lembaga pemasyarakatan, dengan pagar tinggi di depan dan setiap kamar diberi kerangkeng besi. Tiap kamar berukuran sekitar 3x3 meter tanpa ventilasi udara memadai.
Antarkamar (blok) juga diberi jeruji bercat biru dan digembok. Sebuah televisi terlihat di area tengah rumah penampungan untuk mengusir suntuk. Ibu-ibu dan anak-anak ditempatkan di lantai 2. “Sabtu (9/10) malam petugas jaga mengizinkan tamu menemui seorang imigran gelap asal Nigeria pukul 22.00 Wib. Pertemuan itu berakhir 3,5 jam kemudian,” papar Effy Novrie.
Effy mengakui, saat dikembalikan ke bloknya, petugas jaga didorong sejumlah imigran dan diinjak. Lalu berbondong-bondong puluhan imigran lari ke luar tahanan dan baru tertangkap empat orang. Sisanya masih buron.