Jumat 15 Oct 2010 05:08 WIB

Presiden Perintahkan Pembangunan Pusat Trauma di Wasior

Presiden SBY
Presiden SBY

REPUBLIKA.CO.ID, WASIOR--Presiden Susilo Bambang Yudhoyono memerintahkan jajaran Pemerintah Kabupaten Teluk Wondama, Papua Barat, untuk membangun pusat pemulihan trauma bagi korban banjir bandang di Wasior yang kini mengungsi di sejumlah tempat.

"Kita pasti memerlukan pusat pemulihan trauma," kata Presiden saat berdialog dengan jajaran pemerintah Kabupaten Teluk Wondama di Wasior, Papua Barat, Kamis (14/10).

Presiden menjelaskan, pemerintah daerah bisa bekerja sama dengan instansi lain, termasuk instansi pemerintah pusat, untuk mendirikan pusat pemulihan trauma tersebut. Pusat trauma bisa melibatkan ahli-ahli bidang psikologi untuk menguatkan dan memulihkan mental para korban banjir.

Setelah berdialog dengan jajaran pemerintah daerah setempat, Presiden juga sempat menyapa ratusan korban banjir yang masih bertahan di Wasior. Kepada mereka, Presiden Yudhoyono menjelaskan, pemerintah memberikan perhatian penuh kepada para penduduk Wasior.

Pemerintah juga memusatkan perhatian bagi pemulihan dan pembangunan kembali kawasan itu. Untuk keperluan pemulihan, pemerintah memutuskan untuk memperpanjang status tanggap darurat di Wasior selama dua pekan. "Saya perintahkan perpanjangan tanggap darurat dua minggu lagi," kata Presiden Yudhoyono.

Sebelumnya proses tanggap darurat banjir Wasior dijadwalkan berlangsung selama 10 hari, 8-18 Oktober. Dengan adanya penambahan waktu dua pekan maka proses tanggap darurat itu baru berakhir pada akhir Oktober. Kepala Negara mengatakan bahwa tanggap darurat akan diprioritaskan pada penanganan korban yang luka dan sakit.

Selain itu, kata Presiden, juga dilakukan penambahan alat agar penyaluran bantuan yang terus mengalir dapat tuntas dan diterima oleh pihak-pihak yang membutuhkan. Pada Rabu (13/10) saat berdialog dengan para pengungsi di Lapangan Kodim Manokwari, Presiden Yudhoyono menjelaskan, pemerintah berkomitmen untuk membangun kembali Wasior yang telah dihancurkan oleh banjir bandang.

Pembangunan itu akan dilakukan dengan bekerja sama dengan pemerintah daerah dan unsur TNI. Presiden berharap, pembangunan kembali itu memperhatikan berbagai unsur, sehingga bisa terhindar dari bencana serupa. Seperti diberitakan, Badan Nasional Penanggulangan Bencana menampung sedikitnya 4.771 pengungsi korban banjir bandang Wasior di Manokwari, Papua Barat.

Sementara itu, BNPB mencatat 2.554 orang pengungsi tercatat melakukan pengungsian mandiri, atau kembali ke keluarga masing-masing di kawasan Manokwari. Selain di Manokwari, BNPB juga mendata 2.652 pengungsi masih bertahan di Wasior, tempat bencana banjir bandang terjadi beberapa waktu lalu. Mereka tersebar di enam lokasi penampungan pengungsi. BNPB juga mencatat 355 pengungsi ditampung di Nabire.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement