Jumat 15 Oct 2010 05:20 WIB

Universitas Jerman Buat Pelatihan Bagi Para Imam

Rep: AP/ Red: Budi Raharjo
Pelatihan para imam di Jerman
Foto: AP
Pelatihan para imam di Jerman

REPUBLIKA.CO.ID,OSNABRUECK--Ahmed Sami hanya mampu berbahasa Arab ketika pindah dari Maroko ke Jerman delapan tahun lalu untuk bekerka sebagai seorang imam. Selama memberikan khutbah sholat Jumat di sebuah masjid di Jerman, ia menyadari banyak jamaah yang tak mengerti bahasa Arab yang diucapkannya.

''Anak-anak dan remaja tidak berbicara dengan bahasa Arab lagi,'' ujar imam berusia 31 tahun ini. ''Sekarang, bahasa Jerman menjadi bahasa sehari-hari mereka.''

Sami sekarang menjadi bagian dari program percontohan di Universitas Osnabrueck yang mulai dihelat Ahad lalu untuk melatih para imam. Dalam pelatihan itu, tak hanya diajarkan bahasa Jerman, tapi juga memberikan arahan mengenai khutbah tentang Islam dengan cara yang sesuai dengan nilai-nilai demokrasi di Jerman dan toleransi beragama.

Pelatihan ini dibuat pada saat munculnya kekhawatiran kian berkembangnya kalangan Muslim muda Jerman yang menjadi radikal. ''Kita membutuhkan imam yang sudah tersosialisasi dengan kondisi di Jerman,'' ujar Rauf Ceylan, seorang profesor pendidikan agama Islam dan salah satu pendiri program ini. ''Mereka (para imam) mempengaruhi orientasi religius Muslim di Jerman. Mereka memiliki pengaruh besar pada kalangan muda Islam apakah akan bersikap toleran, konservatif, atau menjadi radikal.''

Para ahli mengatakan, program seperti ini sangat diperlukan. Sejauh ini diketahui lebih dari 90 persen dari sekitar 2.000 imam di Jerman tidak bisa berbahasa Jerman. Para imam ini sebagian besar berasal dari Turki dan hanya tinggal di Jerman selama beberapa tahun sebelum kembali ke negara asalnya. Karena kendala bahasa, para imam ini tak dapat berinteraksi baik dengan anggota masyarakat. Mereka juga tidak memahami masalah spesifik dari 4,3 juta penduduk Muslim di Jerman.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement