Rabu 20 Oct 2010 03:17 WIB

Jakmania Kembali Demo PSSI

Rep: Israr/ Red: Endro Yuwanto
Jakmania
Jakmania

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Gerah dengan tuduhan aksi mereka ditunggangi pihak lain, kelompok suporter Persija Jakarta, Jakmania, kembali melakukan aksi demo di Sekretariat PSSI, Senayan, Selasa (19/10). Seperti aksi sebelumnya, sekitar lima puluhan anggota Jakmania menuntut Ketua Umum PSSI, Nurdin Halid, mundur dari jabatannya.

Dipimpin oleh Sekretaris Umum Jakmania, Richard Ahmad, mereka meneriakkan tuntutan tersebut di depan pintu gerbang masuk Sekretariat PSSI. "Para pengurus PSSI itu harus tahu bahwa gerakan kami selama ini yang menginginkan perubahan di tubuh PSSI murni tanpa ditunggangi oleh pihak-pihak lain," kata Richard kepada Republika.

Selain menuntut Nurdin mundur, Jakmania meminta Kongres Luar Biasa (KLB) PSSI segera dilaksanakan. Menurut Richard, KLB harus digelar paling lambat sebelum April 2011. "Revolusi di tubuh PSSI ini merupakan harga mati," kata Richard.

Jakmania menyindir para pelaku sepak bola di tanah air dengan membawa karangan bunga berisi ucapan selamat atas terselenggaranya KLB. Selain itu ada pula karangan bunga lebih kecil yang berisi ucapan duka cita terhadap terpuruknya prestasi sepak bola Indonesia.

Mereka juga membawa banner raksasa bertuliskan 'Revolusi PSSI Harga Mati' serta banner untuk menampung tanda tangan pihak-pihak yang mendukung gerakan mereka.

Berbeda dengan sebelumnya, aksi Jakmania kali ini sepertinya luput dari penciuman para pengurus PSSI. Terbukti mobil milik Sekjen PSSI, Nugraha Besoes masih berada di halaman Sekretariat PSSI. Saat demo dimulai, sopir Nugraha buru-buru memindahkan mobil tersebut. Tidak lama pintu masuk ke sekretariat PSSI juga ditutup.

"Kami memang sengaja membuat demo dadakan dan tidak memberi tahu banyak pihak. Makanya pesertanya juga tidak banyak. Terpenting kami sudah memberikan pesan bahwa aksi kami tidak ditunggangi dan aksi-aksi seperti ini akan terus kami lakukan," janji Richard.

Rencananya Jakmania akan melakukan demo lebih besar di tiga titik, yaitu Semanggi, Bundaran HI, dan Monas. Mereka mengambil momentum hari bebas mobil (car free day) di sepanjang jalan Jendral Sudirman pada Ahad (24/10) mendatang.

Menurut Richard, aksi menentang Nurdin Halid tidak bisa hanya dilakukan Jakmania. Dukungan dari masyarakat luar, kata Richard, mutlak diperlukan demi perbaikan sepak bola nasional.

"Itu sebabnya kami menggunakan momentum car free day untuk mencari dukungan sebanyak-banyaknya dari masyarakat dengan membubuhkan tanda tangan pada spanduk yang kita sediakan. Kami tidak menetapkan target, yang jelas sebanyak-banyaknya sampai aksi puncak kita nanti," kata dia.

Menurut Richard, aksi ini tidak hanya berlangsung di Jakarta namun juga digelar di Jawa Tengah dan Kalimantan Timur. Jakmania berkoordinasi dengan kelompok suporter yang terdapat di kota-kota daerah tersebut seperti Semarang, Yogyakarta, Samarinda, dan Balikpapan. Richard juga mengaku terus berkoordinasi dengan kelompok suporter di Jawa Timur untuk menggelar aksi serupa.

Richard tidak mau mengungkapkan aksi puncak yang akan dilakukan Jakmania. Sebab ia tidak ingin aksi tersebut gagal. Yang pasti, kata Richard, Jakmania akan menggandeng seluruh elemen suporter termasuk yang selama ini memiliki hubungan kurang harmonis dengan Persija seperti Viking (Persib Bandung) dan Bonek (Persebaya Surabaya).

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement