REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pemerintahan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono-Boediono diminta memanfaatkan momentum stabilitas keamanan dan politik di tanah air untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi. "Situasi yang kondusif ini harus dimanfaatkan untuk menggerakkan sektor-sektor ekonomi," imbuh Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Indonesia (Apindo), Sofjan Wanandi di Jakarta, Rabu (20/10).
Menurut Sofjan, setahun masa kepemimpinan Presiden SBY-Boediono mampu menciptakan stabilitas keamanan, situasi politik juga berlangsung baik. "Kondisi ini yang harus dijadikan pemerintah untuk mempercepat penyelesaian sejumlah 'PR' di bidang ekonomi," ujarnya.
Ia menambahkan, pekerjaan rumah yang mendesak dituntaskan adalah masalah infrastruktur. Pembangunan infrastruktur secara menyeluruh penting karena menjadi tulang punggung penggerak ekonomi. "Pembangunan pelabuhan, jalan dan jembatan serta pembenahan tata ruang yang dipercepat untuk dapat menciptakan efisiensi ekonomi," tutur Sofyan.
Sebagai perwakilan pengusaha, Sofjan juga menuturkan, ketersediaan infrastruktur yang memadai diharapkan dapat mengurangi ekonomi biaya tinggi (high cost economy) yang selalu saja menjadi beban bagi dunia usaha. Selain itu, pemerintah juga harus memastikan ketersediaan energi untuk industri dalam negeri. "Bagaimana industri bisa bergerak kalau listrik masih sering padam, pasokan gas tersendat, bahan bakar minyak langka," tegasnya.
Menurutnya, masalah infrastruktur dan energi menjadi kunci untuk memenuhi target-target pertumbuhan ekonomi. Dari sisi indikator makro, perekonomian Indonesia cukup mampu memenuhi target-target yang ditetapkan dalam RAPBN. Dari sisi pertumbuhan, Indonesia harus mampu melebihi angka pertumbuhan ekonomi negara-negara ASEAN.
"Pertumbuhan ekonomi bisa di atas delapan persen, tetapi harus dibarengi dengan kerja keras, mempercepat pembangunan infrastruktur, dan kebijakan energi yang memihak pada industri nasional," tandas Sofyan.