Kamis 21 Oct 2010 05:33 WIB

Ketidakpercayaan Terhadap SBY-Boediono Picu Gejolak Sosial

REPUBLIKA.CO.ID, MALANG--Sosiolog Universitas Negeri Malang (UM) Dr Zulkarnain Nasution menyatakan, menurunnya tingkat kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah dalam satu tahun terakhir ini menjadi pemicu munculnya gejolak sosial.

"Menurunya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintahan saat ini memberi andil terhadap gejolak sosial yang akhir-akhir ini sering terjadi, baik antaretnis, agama, bahkan tokoh politik (politikus)," tegas Zulkarnain di Malang, Rabu (20/10).

Menurunnya kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah ini disebabkan tidak terealisasinya janji-janji pemerintah yang seharusnya sudah terealisasi seperti pengentasan kemiskinan, pendidikan dapat diperoleh dengan mudah dan murah serta mengurangi jumlah pengangguran.

Namun, tegasnya, fakta yang dihadapi masyarakat sekarang ini justru sebaliknya yakni harga bahan pangan semakin mahal, biaya pendidikan dan kesehatan semakin mahal sehingga masyarakat mudah meletup emosinya dan memicu aksi-aksi sosial yang meresahkan.

Pemerintah, lanjutnya, selama satu tahun ini masih terfokus pada penyelesaian masalah-masalah internal, seperti penunjukan Kapolri maupun Ketua KPK. Padahal, masyarakat menuntut adanya penegakan hukum secara merata dan tegas, tidak tebang pilih.

Kalaupun ada program-program yang membantu masyarakat dari keterpurukan (kemiskinan), katanya, sebagian besar tidak tepat sasaran, seperti Program Nasional Pemberdayaan Masyarakat (PNPM) dan beberapa program lain yang justru 'meninabobokan' masyarakat dan terus bergantung pada pemberian (bantuan).

Selain menurunnya kepercayaan terhadap pemerintahan yang dinakhodai oleh Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) itu, solidariotas dan toleransi di lingkup masyarakat juga semakin melemah. Ia beranggapan, di era transisi dunia ketiga bagi negara berkembang, aksi unjuk rasa karena ketidakpuasan itu wajar.

Namun, bagaimana cara meminimalkan ketidakpuasan dan membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah. Untuk meminimalkan ketidakpuasan dan membangkitkan kembali kepercayaan masyarakat terhadap pemerintah, lanjutnya, memang ada beberapa langkah yang harus ditempuh oleh pemerintah di antaranya adalah penegakan hukum yang adil dan tegas.

Selain itu juga adanya peningkatan pendidikan karakter bangsa di sekolah-sekolah sejak dini, baik melalui mata pelajaran khusus yang musuk dalam kurikulum maupun ekstra kurikuler sebagai muatan khusus. "Sekarang bagaimana upaya pemerintah merebut hati rakyat kembali. Tentu dengan tindakan dan program-program nyata yang mampu mengurangi gelombang gejolak sosial di masyarakat," tegas dosen UM tersebut.

sumber : antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قُمْتُمْ اِلَى الصَّلٰوةِ فَاغْسِلُوْا وُجُوْهَكُمْ وَاَيْدِيَكُمْ اِلَى الْمَرَافِقِ وَامْسَحُوْا بِرُءُوْسِكُمْ وَاَرْجُلَكُمْ اِلَى الْكَعْبَيْنِۗ وَاِنْ كُنْتُمْ جُنُبًا فَاطَّهَّرُوْاۗ وَاِنْ كُنْتُمْ مَّرْضٰٓى اَوْ عَلٰى سَفَرٍ اَوْ جَاۤءَ اَحَدٌ مِّنْكُمْ مِّنَ الْغَاۤىِٕطِ اَوْ لٰمَسْتُمُ النِّسَاۤءَ فَلَمْ تَجِدُوْا مَاۤءً فَتَيَمَّمُوْا صَعِيْدًا طَيِّبًا فَامْسَحُوْا بِوُجُوْهِكُمْ وَاَيْدِيْكُمْ مِّنْهُ ۗمَا يُرِيْدُ اللّٰهُ لِيَجْعَلَ عَلَيْكُمْ مِّنْ حَرَجٍ وَّلٰكِنْ يُّرِيْدُ لِيُطَهِّرَكُمْ وَلِيُتِمَّ نِعْمَتَهٗ عَلَيْكُمْ لَعَلَّكُمْ تَشْكُرُوْنَ
Wahai orang-orang yang beriman! Apabila kamu hendak melaksanakan salat, maka basuhlah wajahmu dan tanganmu sampai ke siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kedua kakimu sampai ke kedua mata kaki. Jika kamu junub, maka mandilah. Dan jika kamu sakit atau dalam perjalanan atau kembali dari tempat buang air (kakus) atau menyentuh perempuan, maka jika kamu tidak memperoleh air, maka bertayamumlah dengan debu yang baik (suci); usaplah wajahmu dan tanganmu dengan (debu) itu. Allah tidak ingin menyulitkan kamu, tetapi Dia hendak membersihkan kamu dan menyempurnakan nikmat-Nya bagimu, agar kamu bersyukur.

(QS. Al-Ma'idah ayat 6)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement