REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Wakil Ketua DPR Priyo Budi Santoso mengusulkan ajakan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono untuk menghemat anggaran menjadi gerakan nasional. "Saya setuju untuk melakukan penghematan seluruh lembaga karena itu sangat baik dan bagus. Saya bahkan mengajak agar dilakukan gerakan nasional untuk menghemat anggaran," ujar Priyo di Gedung DPR, Jakarta, Jumat (22/10).
Menurut dia, kalau ajakan Presiden Yudhoyono itu hanya dilakukan secara sporadis, tambal sulam dan tidak dilaksanakan secara nasional, maka akan sia-sia. "Kalau hanya tambal sulam, sporadis, tidak ada gunanya. Tapi harus dilakukan secara menyeluruh," kata dia.
Ia menyarankan, ajakan tersebut harus dimulai dari Istana, setelah itu baru ke semua lini. Priyo membantah ajakan tersebut disampaikan oleh Presiden Yudhoyono karena banyaknya kritikan yang dilontarkan oleh sejumlah LSM tentang pemborosan anggaran, terutama di lingkungan Istana.
"Mungkin barangkali baru kepikir sekarang. Saya rasa bukan karena desakan atau kritikan terhadap LSM sehingga Presiden Yudhoyono mengajak untuk berhemat," kata ketua DPP Partai Golkar ini.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono meminta optimalisasi penghematan anggaran kementerian dan lembaga dari Anggaran Penerimaan dan Belanja Negara (APBN) setidaknya hingga sepuluh persen. Permintaan itu disampaikan Presiden Yudhoyono dalam pengantarnya ketika memimpin rapat kabinet paripurna di Istana Bogor, Jawa Barat, Kamis (21/10) kemarin, yang dihadiri oleh Wakil Presiden Boediono, jajaran menteri Kabinet Indonesia Bersatu II, dan anggota Dewan Pertimbangan Presiden.
Dari APBN 2010 senilai lebih dari Rp 1.100 triliun, anggaran untuk kementerian dan lembaga sekitar Rp 600 triliun. Apabila angka tersebut dihemat sebanyak sepuluh persen, menurut Presiden, maka penghematan yang bisa didapatkan negara adalah senilai Rp 60 triliun. "Itu bisa kita gunakan untuk banyak hal," ujar Presiden.
Menurut dia, uang diperoleh dari penghematan tersebut bisa digunakan misalnya untuk menutupi pengadaan alat utama sistem persenjataan yang selama ini diperoleh melalui kredit eskpor yang termasuk utang. "Misalnya betul-betul sepuluh persen optimasi ini, maka ini sudah sangat luar biasa. Defisit tidak diperlukan tapi kalau ini pemborosan saya minta perhatian sungguh-sungguh atas semua untuk gerakan optimasi," kata Presiden.
Presiden yakin setiap kementerian dan lembaga bisa melakukan penghematan setidaknya sebanyak sepuluh persen karena ia telah mendapatkan laporan dari Menteri Sekretaris Negara Sudi Silalahi bahwa anggaran di lingkungan Istana Kepresidenan bisa dihemat hingga sepuluh persen atau setara dengan Rp 200 miliar untuk tahun 2011.
"Saya yakin kementerian dan lembaga yang saudara pimpin bisa melakukan hal sama. Saya yakin di daerah-daerah, provinsi, kota, bisa dilakukan hal yang sama," ungkapnya.