Rabu 27 Oct 2010 00:04 WIB
Rep: Agung Sasongko/ Red: Sadly Rachman
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Tak benar pandangan yang menilai Islam merupakan agama yang rasis. Islam tidak pula mengajarkan umatnya membenci penganut agama lain.
Islam mengajarkan agar umat berjuang hanya demi Allah semata: untuk melawan mereka yang ingin menghabisi umat Islam, yang menjajah tanah air umat Islam, yang menyebarkan kemungkaran dan ideologi yang bertentangan dengan pandangan Islam justru di negara-negara tempat umat Islam bernaung. Inilah pandangan Joseph Cohen, seorang Yahudi yang kini memeluk islam.
Berdasarkan pengalamannya, Cohen melihat dasar agama Yahudi sangat berbeda dengan Islam. Dia menyimpulkan Islam tidak memerlukan perantara ketika seorang Muslim hendak berdialog dengan sang pencipta. Selain itu, Islam tidak menyandarkan fondasi ajaran dengan berbasis kepercayaan pada manusia melainkan pada Quran dan hadis. Sebaliknya agama Yahudi, menurut Cohen, lebih berbasis kepercayaan pada manusia. Masalah lain, setiap Yahudi yang berdoa kepada sang pencipta harus melalui rabbi.
Pertemuan Cohen dengan Islam terbilang unik. Dia, seperti orang Yahudi lainnya, gemar untuk mendiskusikan sesuatu. Di sebuah kesempatan, dia dipertemukan dengan seorang syaikh asal Uni Emirat Arab, saat Cohen menetap di pemukiman Yahudi, Gush Qatif di Gaza, sebelum wilayah itu ditinggal pergi oleh tentara Israel pada 2005.
Pertemuan itu mengantarkan keduanya pada diskusi tentang Islam dengan mendalam. Secara perlahan, Cohen mulai menemukan titik cahaya dalam hatinya saat memandang Islam. Singkat cerita, Cohen mengakhiri diskusi mendalam dengan keputusannya mengucapkan dua kalimat syahadat. Cohen segera menganti namanya menjadi Yousef al-Khattab.
Putusan Cohen masuk Islam rupanya tidak diterima keluarga besarnya. Dia diasingkan oleh keluarganya. Namun, Allah SWT memberikan hadiah berharga sebagai gantinya. Keluarga kecilnya itu mengikuti jejak Cohen dengan menjadi Muslim. Kini, Yousef memutuskan untuk menjadi pendakwah di kalangan Yahudi.
Courtesy by Youtube