REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pemerintah mengimbau ormas-ormas Islam merayakan hari raya idul Adha 1431 H/2010 secara bersamaan. Imbauan ini menyusul keputusan Muhammadiyah Jatim yang resmi menetapkan Idul Adha 1431 jatuh pada 16 November 2010.
Apalagi menurut Dirjen Bimas Islam Kemenag, Nasaruddin Umar, perayaan idul Adha kali ini berpotensi berbeda karena hilal 10 Dzulhijjah berada di bawah ufuk. Sehingga fakta ini dipandang oleh para ilmuwan mustahil hilal bisa terlihat. "Hampir keseluruhan minus 1 derajat dan hanya minoritas 1,33 derajat itupun di luar sulit terlihat," kata dia kepada Republika di Jakarta, Selasa (26/10)
Nasaruddin mengatakan, pemerintah terus berupaya menyatukan pandangan penetapan Idul Adha 1431. Pemerintah berencana mengadakan pertemuan membahas kemungkinan bersatu antarormas. Termasuk menyelenggarakan hisab rukyat yang rencananya akan digelar pada tanggal 6 November mendatang. Meskipun disadari langkah penyatuan tersebut sulit kecuali ada toleransi Muhammadiyah untuk bersatu merayakan Idul Adha.
Namun demikian, kata Nasaruddin, pemerintah mengaku tak bisa memaksakan kehendak dan menyerahkan keputusan kepada ormas yang bersangkutan. Akan tetapi, besar harapan pemerintah perayaan idul Adha bisa dilaksanakan secara serentak menunggu hasil sidang Badan Hisab Rukyat, Kemenag. Sebagai contoh, di Arab Saudi, keputusan perayaan idul Adha menunggu hasil rukyat yang digelar oleh pemerintah setempat. "Upaya penyatuan Idul Adha seharusnya tak terganjal karena Idul Adha hukumnya Sunnat," kata dia.