Kamis 28 Oct 2010 06:22 WIB

Sesaat Sebelum Wafat, Mbah Maridjan Sempat Shalat Maghrib

Rep: neni ridarineni/ Red: Krisman Purwoko
Mbah Maridjan
Mbah Maridjan

REPUBLIKA.CO.ID,SLEMAN-–Ketika Gunung Merapi memuntahkan awan panas (wedhus gembel) mulai pukul 17.02 hari Selasa (26/10), Mbah Maridjan ternyata masih melakukan aktivitas seperti biasa. Bahkan menjelang Maghrib sekitar pukul 17.36, bintang iklan minuman berenergi  itu masih melaksanakan shalat Maghrib berjamaah.

Putra kedua Mbah Maridjan, Asih menuturkan, ketika memasuki waktu Maghrib, mereka sempat melaksanakan shalat berjamaah. ‘’Saya yang menjadi imam, kemudian jamaahnya antara Mbah Maridjan, anak saya dan beberapa tetangga,’’ ujar Asih saat menceritakan detik-detik terakhir kebersamaannya dengan ayahnya kepada Mufti Abu Yazid, pengurus Bunga Selasih, Rabu (27/10).

Setelah shalat selesai, Asih mengeluhkan kondisi udara yang panas. Saat itu, Asih dan anaknya mengajak Mbah Maridjan untuk turun. Tapi tawaran tersebut ditolak, dengan alasan masih akan bertahan karena warga Kinahrejo belum semua mengungsi.

Asih bersama anaknya kemudian memilih turun meninggalkan Mbah Maridjan serta belasan orang yang masih berkumpul di rumahnya. ‘’Saya terus turun dan tidak menyangka itu pertemuan terakhir,’’ ujarnya.

Mufti mengatakan, rencananya jenasah Mbah Maridjan akan dikebumikan di Dusun Sidorejo Desa Umbulharjo Kecamatan Cangkringan Sleman atau sekitar 2,5 km dari kampung Kinahrejo. Saat ini, jenasah Mbah Maridjan masih disemayamkan di ruang jenasah RSUP Sardjito dan sebelum dikebumikan rencananya akan dishalatkan di Masjid Asyifa yang ada di komplek rumah sakit.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement