REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Ketua DPP Partai Amanat Nasional Bidang Politik dan Komunikasi Arya Bima Sugiarto mengaku gembira karena konsep konfederasi yang diusung oleh PAN telah dijalankan Partai Gerakan Indonesia Raya (Gerindra).
"PAN tentu sangat gembira karena gagasan konfederasi yang diusung PAN sudah dipahami dan dijalankan oleh Gerindra," kata Arya Bima di Jakarta, Senin (1/11).
Ia juga mengaku tidak merasa kecolongan karena Gerindra telah menjalankan konfederasi dengan bergabungnya enam partai politik ke Gerindra sesuai dengan konsep konfederasi. "Kita tidak kecolongan. Apa yang dilakukan Gerindra adalah untuk mengantisipasi hilangnya suara pada pemilu. Itu konsep konfederasi dan kondisi politik ke depan masih cair," kata Arya.
Ketika ditanya, apakah PAN masih punya harapan untuk bisa menggaet sejumlah partai politik dalam rangka konfederasi, Arya merasa yakin, 17 partai politik yang sedang melakukan studi banding ke luar negeri tentang konfederasi akan bergabung dengan PAN. "Saya percaya, partai yang sedang melakukan
studi banding soal konfederasi akan bergabung dengan PAN, tinggal menjaga komunikasi, terus merawat dan terus meng-update. Kita akan lakukan pertemuan lagi setelah mereka kembali dari luar negeri," kata Arya.
Ditambahkan, karena PAN dan Gerindra mempunyai konsep yang sama, maka PAN akan mengajak Gerindra untuk bersama-sama memperjuangkan UU Pemilu dan Pilpres. "Kita akan ajak Gerindra untuk bersama-sama menyatukan visi dengan memperjuangkan angka parliementary threshold sehingga pemilu ke depan bisa dilakukan lebih baik dan suara rakyat tidak hilang percuma," ujar dia.
Ia juga tidak mempermasalahkan adanya partai lain yang melakukan konfederasi, termasuk partai-partai besar seperti Partai Demokrat, PDIP dan Golkar. "Yang penting itu adalah konsep konfederasi. Partai manapun silahkan melakukan. PAN tidak akan merasa iri," ujar Arya Bima.
Ketua Fraksi PAN Tjatur Sapto Edy juga menyambut baik langkah dari Partai Gerindra yang telah lebih dulu melakukan konfederasi dengan Partai Buruh, Partai Merdeka, PPNUI, PNI Marhaen, Partai Kedaulatan, dan Partai Serikat Indonesia. "Kami menghargai niat Partai Gerindra. Kami memiliki visi yang sama untuk mulai membuka konfederasi. Secara tidak sengaja Gerindra mulai membuka konfederasi dengan partai lain," kata Tjatur.
Karena memiliki visi yang sama, PAN akan mengajak Gerindra untuk memperjuangkan parliamentary treshold (PT/ambang batas suara parlemen) dalam pembahasan RUU Pemilu. "PAN memiliki keterbukaan terhadap semua partai politik, termasuk Partai Gerindra. Komunikasi politik ini dapat berkembang menjadi kerjasama. Langkah terdekat untuk menjalin kerjasama adalah dengan memperjuangkan PT dalam pembahasan RUU Pemilu," kata Tjatur.
Ia mengingatkan konfederasi merupakan langkah strategis. Ide konfederasi yang dimiliki PAN dipergunakan dalam pemilu 2014. Rencana ini merupakan langkah strategis. "Bentuk konkritnya bisa dalam perjuangan pembahasan PT dalam RUU Pemilu di DPR. Sekarang kan masih proses," jelasnya.