REPUBLIKA.CO.ID, BAGHDAD--Pasukan keamanan Irak bersama dengan tentara Amerika Serikat (AS) akhirnya merangsek masuk ke sebuah gereja Katolik di Baghdad untuk pembebasan 120 orang sandera di dalamnya. Operasi penyelamatan itu menewaskan sebanyak 37 orang penyandera dengan tujuh sandera tewas.
Tentara Irak mencurigai penyanderaan itu dilakukan orang-orang bersenjata yang memiliki hubungan dengan jaringan teroris Al Qaidah. Sebanyak 57 orang terluka dalam insiden itu dan delapan orang pelaku penyanderaan ditangkap.
"Semua tanda menunjukkan bahwa kejadian ini melibatkan Al Qaidah," kata Menteri Pertahanan Irak, Abdul Qader Obeidi, Ahad (31/10). Ia juga memaparkan bahwa sebagian besar sandera tewas atau cedera ketika penculik meledakan bahan peledak di dalam Gereja 'Our Lady Deliverance' yang terletak di zona hijau yang sangat dijaga ketat.
Jurubicara militer AS di Baghdad, Eric Bloom datang dengan angka yang berbeda. Ia mengatakan, sekitar 10 sandera tewas dan sekitar 20-30 orang terluka dalam operasi itu. Tujuh petugas keamanan Irak dan 5-7 pemberontak juga dilaporkan tewas.
Krisis bermula saat sekelompok bersenjata, yang belum diketahui identitasnya itu, menyerang kantor bursa saham pada Ahad pagi. Lalu polisi Irak mengejar penyerang yang memilih lari ke arah gereja. Saat itu para jemaat sedang mendengarkan pembacaan injil saat orang-orang bersenjata itu masuk. Beberapa jam kemudian, pasukan keamanan melakukan operasi pembebasan sandera. Menurut Bloom, para penyerang mengenakan jaket yang juga tersemat bom di dalamnya, mereka juga memegang granat.