Selasa 02 Nov 2010 02:37 WIB

Adnan Buyung: Haposan dan Cirus Jadi Kunci Kasus Gayus

Rep: A Syalaby Ichsan/ Red: Endro Yuwanto
Gayus H Tambunan
Foto: Antara
Gayus H Tambunan

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Pengacara Gayus Halomoan Partahanan Tambunan, Adnan Buyung Nasution, menegaskan, kasus soal rencana penuntutan (rentut) palsu yang menyeret Haposan Hutagalung dan Cirus Sinaga menjadi kunci pengungkapan kasus Gayus.

"Perkara (kasus) Haposan dengan Cirus ini kunci," ujar Buyung di Pengadilan Negeri Jakarta Selatan, Senin (1/11).

Menurut Adnan, hal tersebut hanya bisa terjadi jika Cirus dan Haposan diperiksa oleh tim independen yang bersih sehingga dapat membuka tabir pertanyaan-pertanyaan yang belum terjawab dalam kasus tersebut.

Adnan pun mengharapkan Polri dapat lebih dalam menggali kasus ini. Terlebih, ujarnya, saat ini Polri dipimpin oleh Kapolri baru yaitu Jendral Pol Timur Pradopo. "Kapolri baru harapan baru. Kalau perlu undang LSM untuk meninjau perkara itu," jelasnya.

Adnan menyesalkan ketidakseriusan Polri dan Kejaksaan Agung yang selama ini tidak membidik atasan-atasan para penyidik Polri, oknum kejaksaan, dan perusahaan-perusahaan besar penyuplai rekening Gayus senilai Rp 28 miliar. "Ini perkara pepesan kosong. Asal muasal uang yang 28 miliar tidak diperiksa," jelasnya.

Selain itu, Adnan mengaku kliennya sudah memegang dokumen semua permintaan uang ekspengacaranya, Haposan Hutagalung. Namun, Adnan menolak menunjukkan dokumen tersebut kepada wartawan. Ia pun berjanji akan mempublikasikan bukti itu pada waktu dan tempat yang tepat.

Sebelumnya, tim pemeriksa Kejaksaan Agung melaporkan eksketua jaksa peneliti Gayus, Cirus Sinaga dan eks kuasa hukum Gayus, Haposan Hutagalung. Mereka dilaporkan karena dugaan memalsukan rencana penuntutan ketika Gayus berperkara di Pengadilan Negeri Tangerang.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
يَسْتَفْتُوْنَكَۗ قُلِ اللّٰهُ يُفْتِيْكُمْ فِى الْكَلٰلَةِ ۗاِنِ امْرُؤٌا هَلَكَ لَيْسَ لَهٗ وَلَدٌ وَّلَهٗٓ اُخْتٌ فَلَهَا نِصْفُ مَا تَرَكَۚ وَهُوَ يَرِثُهَآ اِنْ لَّمْ يَكُنْ لَّهَا وَلَدٌ ۚ فَاِنْ كَانَتَا اثْنَتَيْنِ فَلَهُمَا الثُّلُثٰنِ مِمَّا تَرَكَ ۗوَاِنْ كَانُوْٓا اِخْوَةً رِّجَالًا وَّنِسَاۤءً فَلِلذَّكَرِ مِثْلُ حَظِّ الْاُنْثَيَيْنِۗ يُبَيِّنُ اللّٰهُ لَكُمْ اَنْ تَضِلُّوْا ۗ وَاللّٰهُ بِكُلِّ شَيْءٍ عَلِيْمٌ ࣖ
Mereka meminta fatwa kepadamu (tentang kalalah). Katakanlah, “Allah memberi fatwa kepadamu tentang kalalah (yaitu), jika seseorang mati dan dia tidak mempunyai anak tetapi mempunyai saudara perempuan, maka bagiannya (saudara perempuannya itu) seperdua dari harta yang ditinggalkannya, dan saudaranya yang laki-laki mewarisi (seluruh harta saudara perempuan), jika dia tidak mempunyai anak. Tetapi jika saudara perempuan itu dua orang, maka bagi keduanya dua pertiga dari harta yang ditinggalkan. Dan jika mereka (ahli waris itu terdiri dari) saudara-saudara laki-laki dan perempuan, maka bagian seorang saudara laki-laki sama dengan bagian dua saudara perempuan. Allah menerangkan (hukum ini) kepadamu, agar kamu tidak sesat. Allah Maha Mengetahui segala sesuatu.”

(QS. An-Nisa' ayat 176)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement