Rabu 03 Nov 2010 07:46 WIB

Waduh...Paman Sandera Keponakan Masih Balita dengan Mandau

REPUBLIKA.CO.ID,SAMARINDA--Warga Wahid Hasyim Samarinda, Kaltim, Selasa (2/11) dihebohkan dengan kasus penyanderaan seorang Balita dengan mandau (senjata tajam khas Dayak) yang belakangan kemudian diketahui tersangka adalah paman korban sendiri. Wartawan ANTARA melaporkan bahwa seorang pria berusia 33 tahun tanpa alasan jelas menyandera ponakannya sendiri, anak TK (taman kanak-kanak) usia lima tahun di Samarinda, Kalimantan Timur, Selasa (2/11) dengan menggunakan mandau (senjata khas Dayak).

Paman korban, Kenjeg melakukan aksi penyanderaan terhadap ponakannnya yang masih Balita, Ilham sejak Selasa pagi sekitar pukul 05.30 Wita. Tersangka menyekap anak pasangan Elisa (33) dan Ebong AS dalam sebuah kamar di bawah ancaman senjata tajam di rumah korban di Jalan Wahid Hasyim Gang Sepakat 2 No. 89.

Hingga Selasa sore, Ilham yang terdengar terus menjerit minta dikeluarkan, masih disekap dalam kamar yang gelap dan pengap. Proses negosiasi yang dilakukan polisi dan beberapa tokoh pemuda terus berlangsung namun hingga pukul 15. 30 WITA Kenjeq belum bersedia keluar dari kamar.

"Dia (Kenjeq) tiba-tiba menutup kamar saat saya tengah mengemasi barang untuk bersiap-siap pulang ke kampung saya di Long Bagun, Kabupaten Kutai Barat," ujar Elisa, ibu Ilham menuturkan kejadian hari itu saat ditemui ketika proses negosiasi pembebasan anaknya, Selasa sore masih berlangsung.

"Dia dan suami saya bekerja sebagai pencari kayu Gaharu dan sarang burung Walet di Muara Wahau, Kutai Timur," ujarnya. Sejak Juni 2010 lalu Kenjeq dan suami saya masuk ke hutan dan empat hari lalu dia -tiba-tiba pulang dan mengatakan suami saya masih ada di dalam hutan.

Ibu korban itu mengaku tidak tahu motif penyanderaan yang dilakukan Kenjeq terhadap anaknya tersebut.

"Sejak datang prilakunya biasa-biasa saja dan tidak memperlihatkan keanehan. Saat menyekap Ilham, dia hanya mengatakan jika pintu dibuka mereka berdua akan mati," ujar Elisa.

Hingga pukul 16. 00 WITA, situasi disekitar rumah korban masing terlihat menegangkan. Puluhan polisi termasuk beberapa personil TNI masih terus disiagakan untuk mengantisipasi kejadian yang tidak diinginkan.

Di depan rumah korban juga terlihat dipasang 'police line' (garis polisi) untuk membatasi kerumunan warga.

Hingga berita ini diturunkan, proses negosiasi masih terus dilakukan untuk membebaskan Ilham dari aksi penyekapan yang dilakukan pamannya tersebut.

sumber : ant
Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement