Jumat 05 Nov 2010 04:13 WIB

Setengah Jumlah Balita di Nepal Kerdil akibat Kelaparan

REPUBLIKA.CO.ID,KATHMANDU--Setengah dari anak-anak Nepal berusia di bawah lima tahun telah lama menderita gangguan pertumbuhan sebagai akibat dari kekurangan makanan kronis, menurut pemerintah dan PBB dalam sebuah laporan, Kamis. Ketidakstabilan politik dan perang sipil yang telah berlangsung beberapa dekade juga mengakibatkan lebih dari sepertiga dari 12,6 juta anak-anak Nepal hidup di bawah garis kemiskinan, menurut penelitian.

"Malnutrisi merupakan hambatan nyata terhadap pertumbuhan, kelangsungan hidup dan perkembangan anak-anak," kata Gillian Mellsop, wakil Nepal bagi Badan Anak PBB (UNICEF). "Efek serius kekurangan gizi pada usia muda tidak terbalikkan, dan akhirnya dapat menghambat status perkembangan seluruh bangsa.

"Setiap anak kedua usia balita di Nepal kerdil atau memiliki tinggi badan di bawah rata-rata untuk anak seusia mereka -- akibat kurang gizi kronis."

Nepal, negara tanpa laut, adalah salah satu negara termiskin di dunia, dengan tingkat pengangguran yang tinggi dan pendapatan rata-rata tahunan hanya 472 dolar AS. Pembangunan cukup terpukul oleh konflik bersenjata yang berlangsung selama 10 tahun antara kelompok Maois dan pasukan keamanan negara yang berakhir pada 2006.

Optimisme awal yang menyambut berakhirnya perang memudar setelah serangkaian pemerintahan gagal menyediakan layanan dasar seperti listrik dan air bersih. Negara tersebut sedang terjebak dalam kebuntuan politik akibat kegagalan parlemen untuk memilih perdana menteri melalui 15 pemungutan suara yang berlangsung selama empat bulan.

Nepal telah membuat beberapa kemajuan selama beberapa dekade terakhir, terutama dalam mengurangi kematian ibu dan meningkatkan pendidikan. Tapi ketidaksetaraan tetap ada. "Anak-anak dari kelompok marginal dan keluarga miskin kekurangan gizi dan kesenjangan antara kelompok kaya dan miskin telah melebar," menurut laporan itu.

sumber : ant
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement