REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Umat Islam Indonesia diimbau tidak menolak, apalagi mengganggu, kunjungan Presiden Amerika Serikat, Barack Hussein Obama, ke Indonesia. Obama dijadwalkan datang pada 9-10 November 2010.
Imbauan tersebut dikemukakan aktivis Islam, HM Suaib Didu, di sela-sela diskusi bertajuk "Radikalisme Dalam Islam: Antara Argumentasi Jihad dan Terorisme" yang digelar DPD KNPI Jakarta Selatan dan Pengurus Wilayah Gerakan Pemuda Islam (GPI) Jakarta Raya, akhir pekan ini. "Kami sangat mengimbau teman-teman melihat secara komprehensif kunjungan Obama tersebut," kata Suaib Didu.
Ia mengatakan Obama merupakan pemimpin Amerika Serikat yang memiliki kesungguhan mewujudkan perdamaian. Ini dibuktikan melalui berbagai ucapan dan kebijakannya.
"Obama bisa menjembatani Barat dengan Islam," kata mantan ketua umum GPI itu. Menurut dia, jika saat ini upaya yang dilakukan Obama belum sesuai yang diharapkan, hal itu harus dimaklumi, mengingat apa yang dilakukan Obama bukan hal mudah. Tidak sedikit pihak di negaranya yang berusaha menentang.
Sementara itu Ketua Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT), Ansyad Mbai, menilai tidak tepat menempatkan Obama sebagai representasi pihak yang memusuhi dan menyudutkan Islam. Obama, tuturnya, justru telah memisahkan antara Islam dengan terorisme. Saat ini pun tidak ada lagi yang mengidentikkan Islam dengan terorisme.
"Tidak ada lagi yang berfikir seperti itu. Itu sudah lewat," tandasnya.
Menuru Ansyad, umat Islam Indonesia justru akan jauh ketinggalan jika masih berkutat dengan persoalan yang itu-itu juga. "Sekarang mari buktikan, dukung gerakan Islam rahmatan lil alamin (rahmat bagi seluruh alam)," katanya.