Rabu 10 Nov 2010 12:10 WIB

Perpustakaan Islam di Menara Masjid Sheikh Zayed

Rep: Al Arabiya/ Red: Budi Raharjo
Masjid Sheikh Zayed
Masjid Sheikh Zayed

REPUBLIKA.CO.ID,DUBAI--Fasilitas yang terdapat di Masjid Sheikh Zayed di Abu Dhabi, UEA, bakal kian lengkap. Sebuah perpustakaan budaya Islam baru saja (Senin, 8/11) diresmikan. Uniknya, perpustakaan Islam itu terletak di lantai tiga menara utara masjid itu.

Ketua Pusat Masjid Agung Sheikh Zayed, Ali bin Tamim, mengatakan perpustakaan itu memiliki koleksi sekitar 3.000 buku dari berbagai budaya dan disiplin ilmu yang ditulis lebih dari 12 bahasa. ''Pembukaan perpustakaan bertujuan untuk mempromosikan ilmu dan pengetahuan Islam,'' ujarnya.

Tamim menjelaskan, perpustakaan berisikan beberapa naskah yang tak ternilai harganya dan langka. Dia menyebutkan di antaranya Alquran cetakan Eropa yang dibuat pada 1537 dan 1857. Jumlah total naskah gambar sekitar 50.679.

Selain naskah kuno itu, Tamim menyatakan, perpustakaan juga berusaha mengumpulkan sebanyak mungkin warisan peradaban Islam di berbagai dunia. ''Ini bertujuan untuk menyebarkan pengetahuan dan pengembangan budaya kontemporer dan warisan Arab serta Islam. Ini merupakan kontribusi bagi kebangkitan dan pembaruan,'' tuturnya.

Perpustakaan juga akan menerjemahkan dan memublikasikan berbagai penelitian dan warisan Islam dalam upaya memberikan kontribusi pada bagi budaya dan peradaban Islam. Lokasi perpustakaan, ujar Tamim, sengaja dirancang di menara masjid. Perpustakaan itu merupakan bagian tak terpisahkan dari arsitektur masjid.

Menurutnya, letak perpustakaan itu juga melambangkan kedudukan ilmu pengetahuan dalam sejarah Islam sebagai mercusuar yang memandu dunia menuju jalan kebenaran dan keindahan. Perpustakaan ini terbuka bagi akademisi, peneliti, dan masyaraka umum. Perpustakaan juga manyediakan informasi dalam berbagai bentuk buku, manuskrip, peta, dan sumber elektronik.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Yuk Ngaji Hari Ini
وَمَا تَفَرَّقُوْٓا اِلَّا مِنْۢ بَعْدِ مَا جَاۤءَهُمُ الْعِلْمُ بَغْيًاۢ بَيْنَهُمْۗ وَلَوْلَا كَلِمَةٌ سَبَقَتْ مِنْ رَّبِّكَ اِلٰٓى اَجَلٍ مُّسَمًّى لَّقُضِيَ بَيْنَهُمْۗ وَاِنَّ الَّذِيْنَ اُوْرِثُوا الْكِتٰبَ مِنْۢ بَعْدِهِمْ لَفِيْ شَكٍّ مِّنْهُ مُرِيْبٍ
Dan mereka (Ahli Kitab) tidak berpecah belah kecuali setelah datang kepada mereka ilmu (kebenaran yang disampaikan oleh para nabi) karena kedengkian antara sesama mereka. Jika tidaklah karena suatu ketetapan yang telah ada dahulunya dari Tuhanmu (untuk menangguhkan azab) sampai batas waktu yang ditentukan, pastilah hukuman bagi mereka telah dilaksanakan. Dan sesungguhnya orang-orang yang mewarisi Kitab (Taurat dan Injil) setelah mereka (pada zaman Muhammad), benar-benar berada dalam keraguan yang mendalam tentang Kitab (Al-Qur'an) itu.

(QS. Asy-Syura ayat 14)

Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement