REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Amerika Serikat (AS) menanti peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada tahun depan untuk menghadapi persoalan demokrasi di Myanmar. Dalam konferensi pers bersama dengan Presiden Susilo Bambang Yudhoyono di Istana Merdeka, Jakarta, Selasa, Presiden AS Barack Obama menyatakan, salah satu tantangan yang terus dihadapi oleh Perhimpunan Bangsa Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) dan juga dunia adalah masalah proses demokratisasi Myanmar. "Salah satu tantangan yang terus dihadapi oleh ASEAN dan dunia adalah Myanmar, dan saya menunggu peran Indonesia untuk membela masyarakat Myanmar dan hak-hak asasi mereka," tutur Obama.
Obama menyatakan, pemilihan umum yang akan digelar oleh Myanmar sudah jelas tidak bebas dan tidak adil.
"Kita akan terus dorong Burma (Myanmar) untuk mereformasi demokrasi dan juga memastikan perlindungan hak asasi manusia," ujarnya.
Sebagai langkah pertama, menurut Obama, Myanmar harus melepaskan semua tahanan politik termasuk tokoh demokrasi Aung San Suu Kyi. Untuk persoalan demokratisasi Myanmar, Presiden AS itu amat menantikan peran Indonesia sebagai Ketua ASEAN pada 2011 dan berjanji akan kembali lagi ke Indonesia untuk menghadiri East Asia Summit (EAS) atau Konferensi Tingkat Tinggi Asia Timur yang terdiri atas sepuluh negara Asia Tenggara, China, Korea Selatan, Jepang, AS, dan Rusia.
Sementara itu, Presiden Yudhoyono menyatakan, Indonesia tetap berharap Myanmar dapat mencapai proses demokratisasi sesuai dengan dikemukakan sendiri oleh pemimpin negara tersebut. Selain membahas masalah Myanmar, kedua pemimpin dalam pertemuan bilateral juga membicarakan prospek perdamaian di Timur Tengah, khususnya antara Israel dan Palestina.
Presiden Yudhoyono menyampaikan posisi Indonesia yang amat jelas dalam konflik Israel-Palestina, yaitu kedua bangsa dapat hidup damai berdampingan secara permanen. Kehidupan bangsa Israel dan Palestina yang berdampingan ini, menurut Presiden, harus didukung oleh dunia internasional.