REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Ketua MPR RI Taufiq Kiemas menilai kehadiran mantan Presiden Megawati Soekarnoputri memenuhi undangan jamuan kenegaraan di Istana Negara, Jakarta, Selasa (9/11) malam, sebagai bentuk penghormatan. "Megawati menghormati kedatangan Presiden Amerika Serikat Barack Obama dan menghormati undangan dari Presiden Susilo Bambang Yudhoyono," kata Taufiq Kiemas, di Gedung Parlemen, di Jakarta, Rabu.
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyelenggarakan jamuan kenegaraan di Istana Negara dalam rangka kunjungan Presiden Amerika Serikat Barack Obama ke Indonesia, pada 9-10 Nopember 2010.
Menurut Taufiq, kehadiran Megawati di Istana Negara dalam kapasitas sebagai Presiden ke-5 Republik Indonesia dan bukan sebagai pendamping Ketua MPR RI. "Ibu (Megawati) sebagai orang Jawa lebih bangga sebagai Presiden RI kelima," kata Taufiq.
Menurut dia, hubungan Presiden Yudhoyono dan mantan Presiden Megawati selama ini baik-baik saja.
"Saya kira hubungan keduanya baik-baik saja, tidak pernah tidak cair," katanya.
Taufiq menambahkan, kunjungan Presiden Obama ke Indonesia akan memberikan manfaat bagi kedua negara yakni Indonesia dan Amerika Serikat. Wakil Ketua DPR RI Pramono Anung menilai kehadiran mantan Presiden Megawati Soekarnoputri pada kenegaraan di Istana Negara merupakan wujud dari proses demokrasi di Indonesia sudah tumbuh lebih baik. "Ibu Megawati hadir dalam kapasitas sebagai mantan Presiden Indonesia. Karena itu dia duduk di sisi istri Presiden Obama," kata Pramono Anung.
Pada jamuan kenegaraan tersebut, kata dia, Megawati Soekarnoputri dan Taufiq Kiemas menempati tempat kehormatan. Mereka duduk bersama Presiden Yudhoyono, Presiden Obama, dan dua Ibu Negara, yaitu Ani Yudhoyono dan Michele Obama.
Secara berurutan dari kiri ke kanan tempat duduk mereka adalah, Taufiq Kiemas, Ani Yudhoyono, Barack Obama, Susilo Bambang Yudhoyono, Michele Obama, dan Megawati Soekarnoputri. "Kehadiran Megawati untuk memperlihatkan bahwa proses demokrasi di Indonesia sudah lebih baik," katanya.
Mantan Sekretaris Jenderal Dewan Pimpinan Pusat Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan itu menambahkan, sebelum Megawati dan Taufiq Kiemas menghadiri jamuan makan malam di Istana Negara, dirinya bertemu dengan Megawati dan Taufiq. "Kehadiran Ibu Megawati ke Istana Negara dalam arti yang lebih luas yakni untuk memperlihatkan kepada dunia internasional bahwa demokrasi di Indonesia saat ini sudah berjalan lebih baik," ujarnya.
Meskipun ada perbedaan dan posisi politik yang berbeda, menurut Pramono, tapi dunia internasional memperhatikan kehadiran Obama ke Indonesia, sehingga kehadiran Megawati untuk memperlihatkan pula bahwa proses demokrasi di Indonesia sudah lebih matang. Pramono meminta, agar kehadiran Megawati pada jamuan makam malam bersama Presiden Obama di Istana Negara tidak perlu diartikan terlalu luas, soal perubahan warna dan sebagainya.
"Kehadirannya semata-semata untuk mendukung pertumbuhan demokrasi di Indonesia, karena Ibu Megawati adalah Presiden yang menyepakati penerapan demokrasi di Indonesia," katanya. Menurut dia, Megawati adalah Presiden yang menandatangani undang-undang yang mengatur pemilihan presiden dan pemilihan kepala daerah secara langsung.