Kamis 11 Nov 2010 16:22 WIB

Menelisik Kehalalan Kue Tart

Rep: dyah ratna meta novi/ Red: irf
Kue Tart, ilustrasi
Kue Tart, ilustrasi

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA--Kue tart. Siapa yang tak suka kelezatan kue yang biasa hadir menyemarakkan syukur an ulang tahun atau pernikahan. Ya, boleh dibilang, tak lengkap rasanya sebuah resepsi tanpa kehadiran kue tart. Dengan berbagai hiasan dan toping yang menarik, kue tart dapat menambah semaraknya syukuran ulang tahun atau resepsi pernikahan.

Kue tart dapat dibuat dari aneka cake, seperti lapis malang, black forest, bolu cake, atau brownies yang diberi hiasan berupa krim, aneka cokelat, dan gula-gula. Bahan-bahan yang biasa digunakan untuk membuat cake tersebut, antara lain, telur ayam, tepung terigu, telur ayam, gula pasir, margarin, mentega, baking soda, baking powder, cake emulsifier, serta cokelat aneka warna dan flavor.

Bahan utama untuk membuat tart adalah tepung terigu. Di Indonesia, tepung terigu pada umumnya difortifikasi/ditambahkan vitamin dan mineral untuk memperkaya nilai gizinya. Menurut Direktur Eksekutif Lembaga Pengkajian Pangan Obat-obatan dan Kosmetika Majelis Ulama Indonesia (LPPOM MUI), Lukmanul Hakim, titik kritis kehalalan tepung terigu terdapat pada bahan aditif/fortifikasi, yaitu mineral dan vitamin.

"Dari segi kehalalan, yang patut dicermati adalah penambahan vitamin larut lemak dan mudah rusak selama penyimpanan, misalnya, vitamin A. Agar vitamin A mudah larut dalam produk pangan berair (aqueous) dan agar tidak mudah rusak selama penyimpanan, maka vitamin A biasanya disalut (coating)," ungkap Lukmanul.