REPUBLIKA.CO.ID,GAZA CITY--Helikopter tempur Israel menembakkan peluru kendali pada sebuah bangunan di dekat kota Khan Yunis, Jalur Gaza selatan, pada Kamis, menyasar tersangka kelompok pejuang, kata tentara. Saksi mengatakan serangan tersebut menghantam sebuah bangunan bertingkat dan tank juga menembak sesaat sesudahnya.
Sumber badan kesehatan Palestina mengatkaan tidak ada korban dan sekelompok orang dalam bangunan tersebut berhasil menyelamatkan diri. "Helikopter Israel menembaki sebuah bangunan di Jalur Gaza tengah, tempat sekelompok tersangka pejuang bersembunyi," kata juru bicara tentara kepada AFP.
"Sasaran itu adalah apartemen tempat tinggal pejuang bersenjata, yang diduga akan menyasar tentara dan memasang peledak," kata juru bicara tersebut tanpa merinci. Pada 3 November, Israel mengatakan bertanggung jawab atas serangan, yang menewaskan seorang tokoh pejuang Palestina ketika ia berkendaraan di kota Gaza.
Mohammed Jamil Nemnem, komandan tinggi Tentara Islam, kelompok pendukung idelogi model Alqaida, terbunuh sesudah mobilnya meledak di luar markas besar polisi Hamas di kota Gaza. Belum ada titik cerah kapan perundingan perdamaian Palestina-Israel dilanjutkan untuk menyelesaikan sengketa terlama di dunia dan paling banyak menguras darah, air mata, tenaga dan pikiran itu.
Pertemuan Liga Arab untuk mengaji ulang pembicaraan perdamaian Palestina-Israel yang macet itu, kata laporan dari Ramallah, mungkin ditangguhkan hingga akhir November. Keputusan itu diambil setelah Abbas berkunjung ke Liga Arab untuk minta dukungan penghentian pembicaraan perdamaian setelah Israel menolak memperpanjang pembekuan sepihak 10 bulan dalam pembangunan permukiman Yahudi di Tepi Barat.
Komisi Tindak Lanjut Liga Arab pada 8 Oktober mengatakan memberi waktu sebulan kepada Amerika Serikat untuk mengupayakan dan menyelamatkan pembicaraan perdamaian itu. Masalah itu semakin parah dengan rencana permukiman Israel di Yerusalem Timur, yang mengundang banyak kecaman dunia, termasuk sekutu utamanya, Amerika Serikat.
Juru bicara Departemen Luar Negeri Amerika Serikat Philip Crowley pada Senin mengatakan Amerika Serikat sangat kecewa dengan pengumuman Israel mengenai rencana baru membangun 1.300 rumah di Yerusalem Timur itu.