REPUBLIKA.CO.ID,BANDUNG--Gubernur Provinsi Jawa Barat, Ahmad Heryawan, mengimbau agar pemilik media massa memperhatikan kesejahteraan wartawannya jika ingin menghasilkan seorang jurnalis handal dan profesional. "Kesejahteraan seorang wartawan harus diperhatikan, kalau ingin memiliki jurnalis yang independensinya bagus," kata Ahmad Heryawan, dalam sambutannya, saat meresmikan Sekolah Jurnalisme Indonesia, di Bandung, Jumat.
Pihaknya menyarankan perusahaan media untuk makin memperhatikan nasib wartawan, karena tidak bisa dipungkiri lagi bahwa media massa atau pers yang di dalamnya terdapat wartawan saat ini telah menjadi pilar keempat negara ini, setelah eksekutif, legislatif dan yudikatif.
Ia mengatakan, seorang jurnalis handal harus bisa memberikan pencerahan dalam setiap karyanya saat dibaca oleh masyarakat. "Saat saya membaca tulisan Rosihan Anwar atau Muchtar Lubis, entah mengapa saya seperti mendapat pencerahan dari tulisan mereka. Saya berharap, jurnalis-jurnalis bisa mencontoh dua tokoh tersebut," kata Heryawan.
Menurutnya, melakukan "tabayun" atau kroscek wajib hukumnya bagi seorang jurnalis jika ingin membuat sebuah berita. "Ajaran Islam mengabarkan jalanlah kita menyebarkan kebohongan. Berita kebohongan, fitnah atau sejenis bisa dicegah kalau jurnalisnya melakukan tabayun, ricek atau kroscek," katanya.
Dalam kesempatan tersebut Gubernur Jawa Barat, Ahmad Heryawan juga menandatangani prasasti peresmian Sekolah Jurnalisme Indonesia Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Jawa Barat, yang terletak di Jalan Wartawan II No44 Bandung. Acara tersebut juga dihadiri oleh Ketua PWI Jawa Barat H Yoyo S Adiredja, Direktur Sekolah Jurnalisme Indonesia Marah Sakti Siregar serta Ketua Umum PWI Pusat, Margiono.