REPUBLIKA.CO.ID,YANGON, MYANMAR--Sekitar 300 pendukung pro-demokrasi berkumpul disekitar rumah Aung San Suu Kyi menanti kebebasan tokoh prodemokrasi Myanmar itu.Ratusan pendukung dan beberapa wartawan bersiap-siap untuk menyambut pembebasan pemimpin Persatuan Nasional untuk Demokrasi atau National Leaque for Democracy (NLD) itu.
Mereka menunggu dengan cemas didekat rumah Suu Kyi sambil berbincang dalam kelompok kecil dan meminum teh di kedai sekitar rumah Suu Kyi. Beberapa dari mereka memakai kaos bertuliskan sebuah pesan " We Stand with Aung San Suu Kyi."
Penahanan Suu Kyi selama bertahun-tahun tidak akan memudarkan karismatiknya dimata masyarakat Myanmar."Dia (Suu Kyi) sudah banyak berkorban," ujar pendukungnya di Yangon.
Ratusan pendukungnya juga berkumpul di markas NLD, beberapa wanita diantaranya memasak makanan dan membawa karangan bunga.Karangan bunga tersebut di letakkan dekat poster Suu Kyi dan almarhum ayahnya, Jenderal Aung San, yang dihormati sebagai pahlawan kemerdekaan.
Masa penahanan perempuan pemenang nobel perdamaian pada 1991 itu berakhir pada Sabtu (13/11).
Para pendukungnya yakin pemerintah junta militer Myanmar akan membebaskan Suu Kyi setelah menjalani 15 dari 21 tahunmasa penahanan oleh jenderal yang berkuasa di Myanmar.
Sebuah sumber pemerintah kepada Reuters mengatakan kemungkinan Suu Kyi akan menghirup udara kebebasannya Sabtu (13/11) malam."Tahanan rumahnya akan berakhir hari ini, jadi kami pikir dia (Suu Kyi) akan dibebaskan hari ini juga," kata pengacara Suu Kyi, Nyan Win.
Nyan menuturkan setelah dinyatakan bebas dia akan bertemu dengan para pemimpin partainya di pusat NLD sebelum memutuskan langkah yang akan diambil setelah bebas, wartawan, dan para pendukungnya.Selain itu, wanita berusia 65 tahun ini akan mengunjungi tempat suci dikalangan masyarakat Myanmar, yaitu Pagoda Shwedagon.
Wanita yang dikenal karismatik, blak-blakan dan tak kenal lelah ini terkenal karena mengancam penguasa baru rezim militer.Pada 1989 dia ditahan sebagai tahanan rumah karena tuduhan membuat biaya keamanan nasional yang mengada-ada.
Kebebasan Suu Kyi telah menjadi tuntutan utama negara-negara barat dan kelompok kritis terhadap hak asasi manusia yang buruk karena rezim militer.Suu Kyi telah menjadi simbol bagi sebuah perjuangan untuk membersihkan negara Asia Tenggara dari masa pemerintahan rezim militer. Reuters,