REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Senator dari Demokrat Lindsey Graham, yang bertemu dengan Presiden Afghanistan Hamid Karzai selama kunjungan baru-baru ini, Ahad, mengatakan ia "terkejut" dengan komentar Karzai kepada satu harian Washington. Komentar presiden Afghanistan itu tampaknya bertentangan dengan strategi militer AS dan disiarkan di The Washington Post. Di dalam wawancara tersebut, Karzai mengatakan ia ingin militer AS mengurangi operasinya di Afghanistan dan mengakhiri serangan malam hari, yang dikatakannya, menyulut orang untuk bergabung dengan kelompok perlawanan Taliban. Komentar Karzai itu menempatkan dia di jalur yang berbenturan dengan Jenderal AS David Petraeus, yang telah menjadikan misi "tangkap dan bunuh" sebagai bagian inti strategis kontra-perlawanannya, kata The Washington Post.
David Patraeus, komandan tentara AS dan NATO di Afghanistan, menyatakan sebanyak 30 ribu prajurit AS dan ribuan tentara koalisi internasional yang dikirim pada tahun ini telah mengalami perkembangan yang mendasar. Patraeus mengatakan tentaranya mampu memukul mundur kelompok gerilyawan, meski ia tidak menyatakan kemenangannya dalam perang melawan Taliban. "Dalam tiga bulan terakhir, 300 gerilyawan ditangkap dan tewas, lebih dari 850 anggota kelompok garis keras tingkat menengah telah terbunuh dan 2.170 tentara bawahan telah ditangkap," katanya.
"Saya cuma terkejut. Kami mengadakan pertemuan yang menyenangkan," kata Graham, bagian dari delegasi kongres yang berkunjung ke Afghanistan dan menikmati makan malam dengan Karzai, di acara ABC This Week. "Kami diberi penjelasan oleh para komandan militer kami bahwa serangan malam ... menimbulkan dampak yang sangat besar pada Taliban."
"Kami berbicara mengenai kajian jangka panjang dengan Afghanistan tentang memiliki dua pangkalan udara dengan dasar permanen di Afghanistan guna menyediakan kestabilan, jadi pada akhir hari itu, tak ada pembahasan mengenai perbedaan antara Petraeus dan Karzai, dalam masalah strategi," katanya.
Di dalam wawancara The Washington Post, Karzai mengatakan semua komentarnya tak dimaksudkan sebagai kecaman terhadap Amerika Serikat dan keterusterangan dapat meningkatkan apa yang ia sebut hubungan yang tidak tulus antara kedua negara. Serangan malam terhadap rumah warga Afghanistan oleh pasukan Operasi Khusus AS telah menewaskan atau menghasilkan penangkapan 368 pemimpin gerilyawan dalam tiga bulan belakangan, kata The Washington Post.
Mengenai penarikan tentara AS dari Afghanistan, Graham, anggota Komite Angkatan Bersenjata di Senat, mengatakan 2014 adalah kerangka waktu yang lebih realistis dibandingkan dengan tenggat Juli 2011 yang ditetapkan Presiden Barack Obama bagi awal penarikan. Pemerintah Obama sekarang meremehkan tanggal itu.
"Tahun 2014 adalah tanggal yang tepat untuk dibicarakan. Itulah ketika Karzai menyatakan rakyat Afghanistan akan menjadi pemimpin dan saya sangat senang mendengar Presiden Obama berbicara mengenai 2014," kata Graham.