REPUBLIKA.CO.ID, MOGADISHU--Paul dan Rachel Chandler mengaku amat lega dapat dibebaskan dalam keadaan hidup. Pasangan asal Inggris yang disekap selama 388 hari oleh bajak laut Somalia ini mengaku tak sabar lagi berjumpa sanak keluarganya.
Mereka menjadi tawanan bajak laut ketika sedang berlayar dengan yacht (kapal) mereka di perairan dekat Seychelles, Tanzania, sebelah timur daratan Afrika. Para penculik awalnya meminta tebusan sebesar 7 juta dolar namun akhirnya sepakat dengan 750 ribu dolar.
Pasangan yang telah menikmati masa pensiun ini berada dalam kondisi kesehatan yang relatrif baik saat memberikan keterangan kepada wartawandi Mogadishu, dalam perjalanan mereka ke Nairobi. "Kami merasa sangat bahagia berada di sini diantara orang-orang normal," kata Rachel Chandler, yang mengaku sempat putus asa untuk dapat bertemu keluarga dan teman-teman. Ia juga mengucapkan terima kasih kepada pemerintah Somalia yang bekerja keras untuk pembebasan mereka.
Perdana Menteri Inggris David Cameron dalam sebuah pernyataan menyambut pembebasan warganya menyebut ini sebagai berita gembira dan berterima kasih kepada semua pihak yang memberikan kontribusi terhadap kebebasan mereka. Setelah disambut oleh para pejabat di istana presiden Somalia, Rachel dan Paul Chandler naik ke pesawat yang akan membawa mereka pulang.
Sesaat setelah dibebaskan, mereka dibawa ke kota Adado untuk diberi sarapan pagi, mandi dan menelpon keluarganya. Baru kemudian mereka dibawa ke Komisi Tinggi Inggris si kota terdekat untuk diperiksa kesehatannya. "Mereka terlihat dalam kesehatan relatif baik, tetapi tetap harus diperiksa," kata Mohamed helmi Hangul kepada AFP. Ia adalah dokter bedah yang turut menjadi perantara pembebasan pasangan ini.
Kesepakatan dengan para perompak akhirnya dibuat minggu ini dengan total tebusan senilai 750 ribu dolar AS telah dibayarkan. Kasus ini mendapat perhatian yang tinggi baik di Inggris maupun di Somalia. Bajak laut yang beroperasi di perairan Somalia berkeliaran di kawasan perdagangan menangkap puluhan kapal setiap tahunnya untuk mencari uang tebusan dari pemilik kapal besar, namun biasanya jarang menyandera kapal kecil.