Selasa 16 Nov 2010 14:55 WIB

Rakyat Myanmar Khawatir Keselamatan Suu Kyi

Rep: c23/ Red: Krisman Purwoko

REPUBLIKA.CO.ID,YANGON--Bebasnya pemimpin demokrasi Myanmar, Aung San Suu Kyi, dari tahanan rumah, tentu saja disambut gembira oleh para pendukungnya. Akan tetapi, juga timbul rasa khawatir terhadap keselamatannya atau akan ditahan kembali oleh rezim militer yang menguasai negeri itu.

Peraih Nobel dan anak dari pahlawan kemerdekaan Myanmar (Dulu Burma), Aung San, dibebaskan pada Sabtu (13/11) lalu setelah menjadi tahanan rumah selama tujuh tahun. Banyak orang yang mendukung kebebasannya meski kekuatan tentara masih membelenggu negeri itu.

“Saya sangat khawatir dengan keselamatannya,” kata Soe Myint, supir taxi di kota terbesar di Myanmar, Yangon, Senin (15/11). “Jika ada yang terjadi kepada Suu Kyi, mereka (rezim militer) harus bertanggung jawab,” tambahnya. Rezim militer sendiri telah menguasai Myanmar sleama 48 tahun.

Di sebuah daerah dimana dikuasai militer, banyak alasan untuk peduli dengan keselamatan Suu Kyi. Pada Mei 2003 lalu, iring-iringan mobil Suu Kyi diserang junta militer di Kota Depayin saat dalam perjalanan ke pedesaan. Akibatnya ia ditempatkan kembali menjadi tahanan rumah yang disebut Jutan militer sebagai ‘tahanan pelindung’.

“Insiden Depayin masih memburunya,” kata la Thein, seorang pensiunan guru. “Sejujurnya, saya ragu kita memiliki kesempatan berharga terkait bebasnya Suu Kyi. Tapi kita semua sangat khawatir terhadapnya,”.

Suu Kyi menghabiskan selama 15 tahun dari 21 tahun dalam tekanan karena perjuangannya melawan kediktatoran militer di Myanmar.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement