REPUBLIKA.CO.ID, Media massa Lebanon mengkonfirmasikan adu mulut yang terjadi antara Presiden Perancis, Nicolas Sarkozy, dan sejawatnya asal Lebanon, Michel Sleiman dalam pertemuan keduanya di Paris.
IRNA mengutip laporan koran al-Hayat dalam edisi terbarunya (16/11) menyebutkan, "Sarkozy dalam pertemuan tersebut kepada Sleiman mengatakan bahwa pemerintah dan militer Lebanon harus mengendalikan seluruh kontrol di Lebanon dan keberadaan pasukan militer lain di negara ini tidak dibenarkan."
"Namun Sleiman menjawab ucapan Sarkozy itu dengan pernyataan bahwa Hizbullah dibentuk untuk menjaga negara Lebanon di saat negara ini belum memiliki kekuatan militer," tambah sumber tersebut.
Dikatakan Sleiman bahwa perlucutan senjata Hizbullah hanya akan terealisasi jika rezim Zionis hengkang dari wilayah Lebanon.
Lebih lanjut Sarkozy menegaskan berlanjutnya proses pengadilan internasional terhadap kasus teror mantan perdana menteri Lebanon, Rafiq Hariri, seraya menjelaskan bahwa masalah utamanya bukan pengadilan Hariri melainkan berbagai masalah terkait.
Namun Sleiman mereaksi pernyataan tersebut dengan memperingatkan bahwa perilisan gugatan oleh pengadilan Hariri itu akan berdampak buruk. Dikatakan Sleiman pula bahwa pengadilan tersebut tidak kompeten dan masalah ini harus dilimpahkan kepada pengadilan khusus Lebanon. Akan tetapi terdapat perselisihan pendapat dalam kabinet mengenai solusi kedua.
Di akhir laporannya, koran al-Hayat menyebutkan bahwa Sleiman akan terus berupaya meyakinkan pemerintah Sarkozy bahwa perilisan gugatan sementara olrh pengadilan Hariri, akan mengacaukan kondisi Lebanon. Sleiman juga tengah bersiap-siap menuju Washington.