REPUBLIKA.CO.ID,GHAJAR--Israel setuju untuk menarik pasukannya dari bagian utara sebuah desa, Ghajar, yang berbatasan dengan Lebanon, Rabu (17/11). Penarikan pasukan tersebut merupakan sebuah langkah yang dapat mengakhiri pendudukan Israel selama empat tahun di daerah itu.
Penarikan pasukan itu diharapkan dapat menjadi kunci untuk menyelesaikan perselisihan di antara kedua negara yang memanas sejak Israel menduduki bagian utara desa Ghajar selama perang dengan pasukan Hizbullah Lebanon pada 2006 lalu.
Dalam pernyataannya, Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, mengatakan pengawas kabinet, kelompok menteri senior Israel pemegang kebijakan, pada prinsipnya telah menyetujui penarikan pasukan itu.
“Diplomat Israel akan bekerja sama dengan pasukan perdamaian PBB untuk melakukan patroli di daerah perbatasan selatan Lebanon hingga keputusan akhir dibuat,” kata Netanyahu, Rabu (17/11). Ia mengklaim telah menyerahkan rencana tersebut kepada Sekretaris Jenderal PBB, Ban Ki Moon, pekan lalu.
Ghajar merupakan daerah dengan jumlah penduduk 2.200 orang yang sangat strategis. Daerah itu menjadi perbatasan tiga negara, yaitu Lebanon, Israel dan Syria. Sedangkan di bagian utara Ghajar sebanyak 1.500 penduduk hidup di daerah itu.
Para penduduk di Ghajar sebagian besar anggota salah satu sekte dalam Islam, yaitu Alawite, dimana anggotanya juga termasuk pejabat elit di Syria. Sebagian besar penduduk Ghajar berharap daerah tersebut tetap bersatu, tak peduli siapa yang berkuasa. Kondisi ini diperparah dengan banyaknya penduduk Ghajat yang telah memegang kewarganegaraan Israel.
Najib Khatib, salah satu penduduk Ghajar, menuduh pemerintah Israel mengabaikan permintaan penduduk lokal. “Orang-orang takut keputusan Israel untuk membagi daerah ini akan memisahkan banyak orang dari keluarganya. Bagaimana bisa mereka datang dan langsung membagi Ghajar seperti ini? Saya berharap keputusan tersebut tidak jadi dilaksanakan,” harapnya.
Israel menduduki dan mencaplok Ghajar dari Syria sejak perang pada 1967, saat masih menjadi bagian Dataran Tinggi Golan. Setelah pasukan militer Israel mengakhiri 18 tahun pendudukannya di Lebanon selatan pada 2000. PBB juga membagi Ghajar antara Lebanon dan Israel yang mengontrol Dataran Tinggi Golan. Akan tetapi, Israel menduduki kembali bagian utara Ghajar pada saat perang 2006 lalu.