REPUBLIKA.CO.ID,KARAWANG--Sekitar 4 persen gaji tenaga kerja Indonesia (TKI) digunakan untuk investasi produktif, sisanya untuk membayar utang, kebutuhan sehari-hari dan biaya pendidikan, kata Officer Divisi Pekerja Migrasi International Labour Organization, Irham A Saifuddin. "Sesuai dengan survey yang kami lakukan di beberapa daerah penyumbang TKI terbanyak, hanya sebagian kecil gaji para TKI yang digunakan untuk investasi," kata Irham, di Karawang, Jumat.
Dikatakannya, dari hasil survey tersebut, gaji para TKI lebih banyak digunakan untuk membayar utang, yakni mencapai 26 persen. Sedangkan 22 persen digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehar-hari, 20 persen di gunakan untuk memenuhi biaya pendidikan, dan hanya 4 persen gaji TKI yang digunakan untuk investasi produktif.
Di antara investasi produktif yang biasa dilakukan para TKi dari gajinya itu ialah membeli areal persawahan, binatang ternak, dan membeli motor yang kemudian digunakan untuk ojek. Lain-lainnya, uang gaji TKI itu digunakan untuk hal-hal yang konsumtif. Ia menyayangkan hanya sedikit gaji para TKI yang digunakan untuk berinvestasi produktif. Padahal, dengan berinvestasi, maka warga Karawang yang menjadi TKI itu tidak perlau lagi ke luar negeri untuk menjadi TKI, karena sudah berusaha sendiri setelah berinvestasi dari gajinya.
Irham berharap prilaku konsumtif para TKI bisa hilang setelah para calon TKI Karawang mengikuti pelatihan manajemen keuangan yang digelar Solidaritas Buruh dan Buruh Migran Pasundan bersama International Labour Organization (ILO) atau ogranisasi buruh dibawah koordinasi PBB.