Sabtu 20 Nov 2010 19:10 WIB

NATO Memutuskan Strategi Baru

REPUBLIKA.CO.ID,Strategi baru, sistem penangkis rudal, politik baru di Afghanistan, dan pendekatan dengan Rusia. Inilah sejumlah tema yang akan dibicarakan NATO dalam pertemuan puncak di Lisabon, Portugal.

 

Para pemimpin 28 negara anggota Aliansi Pakta Pertahanan Atlantik Utara NATO bertemu di Lisabon, Portugal, tanggal 19 dan 20 November ini guna mengesahkan strategi baru mereka.

Sekretaris Jenderal NATO Anders Fogh Rasmussen pada pembukaan KTT Jumat (19/11), menyebutkan tema-tema penting dalam pembicaraan selama dua hari itu, "Konsep strategis baru, dimulainya fase baru di Afghanistan dan dimulainya kerja sama baru dengan Rusia. Pertemuan puncak di Lisabon akan sangat penting, yang akan merancang masa depan aliansi kami."

NATO ingin melakukan kerja sama dengan Rusia dalam sistem pertahanan rudal di Eropa. Dengan begitu, NATO ingin mengurangi ketegangan hubungan dengan negara tetangga terpentingnya. NATO menantikan kata setuju dari Presiden Rusia Dmitry Medvedev yang akan disampaikan hari Sabtu (20/11).

Delegasi Amerika Serikat mengkhawatirkan, bahwa presiden Rusia akan mengkaitkan sistem penangkis rudal itu dengan ratifikasi perjanjian baru pengurangan senjata strategis, START, antara Amerika Serikat dan Rusia. Persetujuan mengenai perjanjian itu saat ini masih dibahas di Senat Amerika Serikat dan kemungkinan hasilnya akan tertunda.

Pertemuan puncak di Lisabon bisa menjadi tonggak perkembangan hubungan antara NATO dan Rusia, demikian dikatakan Kanselir Jerman Angela Merkel menjelang keberangkatannya ke Lisabon.

Hubungan antara NATO dan Rusia sempat memburuk terutama setelah invasi Rusia ke Georgia tahun 2008. Rancangan sistem pertahanan anti peluru kendali usulan Presiden Amerika Serikat ketika itu, George W. Bush juga sempat membuat Rusia merasa terancam. Penerus Bush, Obama, mengubah konsep sistem penangkis rudal itu. Bersama anggota NATO, Obama menawarkan partisipasi Rusia.

Sistem penangkis rudal itu sedianya akan melindungi lebih 30 negara dari ancaman serangan rudal jarak menengah dan jauh, yang disebut-sebut berasal dari Iran. Turki, yang juga anggota NATO, awalnya menentang keras rencana pembangunan sistem penangkis rudal tersebut. Namun tampaknya Turki tidak lagi menolak rencana tersebut.

Ankara hanya meminta agar dalam dokumen NATO, nama Iran tidak lagi disebut sebagai ancaman.  Selain itu Turki meminta agar sistem penangkis rudal didefinisikan sebagai proyek bersama NATO dan bukan sebagai proyek Amerika Serikat.

2011 AS Mulai Menarik Mundur Pasukan dari Afghanistan

Tema lain yang mendominasi pertemuan puncak NATO adalah dimulainya penarikan mundur pasukan NATO dari Afghanistan dan penyerahan tanggung jawab keamanan kepada militer dan polisi Afghanistan hingga tahun 2014.

Dalam jumpa pers bersama Presiden Portugal Anibal Cavaco Silva,  Presiden AS Barack Obama mengatakan, "Di Lisabon saya menantikan kerja sama mitra NATO dan ISAF dalam memulai fase baru, pengalihan tanggung jawab kepada Afghanistan yang dimulai 2011 dengan pengambilalihan keamanan oleh militer Afghanistan hingga tahun 2014. Pertemuan ini merupakan kesempatan penting bagi kami untuk merumuskan pendekatan bagi transisi di Afghanistan."

Pada hari terakhir KTT NATO di Lisabon, Presiden Afghanistan Hamid Karzai akan hadir sebagai tamu kehormatan.

sumber : dw-world
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement