REPUBLIKA.CO.ID,Strategi keluar dari Afghanistan merupakan topik utama yang dibahas para pemimpin dunia anggota NATO, dan para sekutunya, pada hari terakhir KTT NATO di Lisabon.
Para pemimpin dunia dari negara-negara anggota NATO dan sekutunya di Afghanistan, bertemu di Lisabon, Portugal, Sabtu ini (20/11). Pertemuan puncak di hari terakhir KTT NATO ini dirancang untuk menetapkan tanggal dimulainya penarikan pasukan asing dari garis depan dalam pertempuran melawan Taliban.
Ke-28 anggota NATO dan 20 negara lainnya, dari Australia hingga Korea Selatan, setia pada janji mengirim pasukan ke pertempuran di Afghanistan. Namun mereka kini berusaha keras untuk memulai pemulangan pasukan ke negara masing-masing.
Para komandan pasukan penjaga perdamaian internasional ISAF, diharapkan akan mengumumkan bahwa mereka akan memulai masa transisi, pada Juli 2012. Yaitu penarikan pasukan NATO dari garis depan untuk digantikan oleh serdadu Afghanistan.
Hamid Karzai tiba di bandara Lisabon, kamis (18/11). Bildunterschrift: Großansicht des Bildes mit der Bildunterschrift: Hamid Karzai tiba di bandara Lisabon, kamis (18/11).
Sabtu ini, Presiden Hamid Karzai bergabung dengan para sponsornya di Lisabon, untuk merancang strategi keluar bagi 130.000 pasukan asing yang dipimpin NATO, walaupun ada cekcok terbuka tentang taktik perang.
Sekjen NATO Anders Fogh Rasmussen mengatakan dalam wawancara dengan BBC yang disiarkan Sabtu ini, "Sukses bagi kami adalah jika melihat rakyat Afghanistan menjadi tuan di negaranya sendiri, jika angkatan bersenjata Afghanistan mengambil alih tanggungjawab bagi keamanan di seluruh negeri mereka. Sukses di Afghanistan berarti mencegah negara itu kembali menjadi surga bagi teroris lagi."
Tujuan menyerahkan tanggungjawab utama keamanan kepada pasukan Afghanistan, akhir 2014, adalah hal yang realistis, kata Rasmussen dalam konferensi pers Jumat, hari pertama konferensi di Lisabon.
Para anggota NATO juga diharapkan menjanjikan dukungan terhadap pemerintahan Presiden Afghanistan Hamid karzai setelah 2014. Terutama dengan memberikan pelatihan dan dukungan lanjutan bagi angkatan bersenjata Afghantian, dan dengan mendorong pembangunan ekonomi dan pemerintahan.
NATO telah melatih sekitar 150.000 tentara Afghanistan dan polisi paramiliter. Angka itu diharapkan dapat bertambah dua kali lipat, Oktober tahun depan.
Menjelang KTT di Lisabon, para diplomat NATO mengatakan, dibutuhkan sekitar 900 instruktur lagi untuk memenuhi tugas itu. Kanada telah menawarkan sekitar 700 tentara bagi misi pelatihan. Namun, menurut kalangan diplomat NATO, sebagian besar dari jumlah itu akan diperuntukan bagi pelatihan dasar di kabul dan sekitarnya. Berarti, NATO masih akan membutuhkan lebih dari 200 instruktur bagi daerah lain dii Afghanistan guna memenuhi misi tersebut.
Sejauh ini, pertempuran di Afghanistan telah menewaskan 22.200 tentara asing. Saat para pemimpin bertemu, tiga warga sipil tewas dan 25 lainnya cedera saat sebuah bom yang dilekatkan pada sebuah sepeda meledak di timur Afghanistan. Insiden itu menambah jumlah korban tewas dalam tahun paling berdarah bagi tentara NATO dan warga sipil Afghanistan.