REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON--Agen federal yang diberikan kewajiban untuk mengawal muatan nuklir dilaporkan kerap mabuk saat bertugas. Laporan ini dirilis badan pengawas transportasi pemerintah AS, Senin lalu.
Sebelumnya, polisi setempat sempat menahan dua agen federal yang ketahuan 'minum' di bar ketika bertugas. Asisten Inspektur Departemen Energi umum, Sandra D. Bruce menyebutkan lembaga pengawas transportasi federal mencatat dalam rentang waktu 2001 hingga 2009 terjadi 16 insiden yang melibatkan agen federal. Keseluruhan insiden berkaitan erat dengan konsumsi alkohol selama bertugas.
Dari 16 insiden yang terjadi, tercatat dua insiden yang cukup mengkhawatirkan. satu kasus, pada tahun 2007, agen federal ditahan lantaran mengancam keselamatan publik dengan tindakannya."Insiden seperti ini, menunjukkan kerentanan potensial dalam misi keamanan nasional," demikian bunyi laporan tersebut seperti dikutip yahoonews, Selasa (23/11). "Saya terkejut mengetahui bahwa beberapa kurir yang bertanggung jawab untuk mengangkut muatan nuklir yang ditemukan minum pada pekerjaan," kata Jim Langevin, Pemimpin Subkomite Strategis Persenjataan AS.
Jim mengaku kecolongan dengan prilaku yang dianggap dapat membahayakan keamanan nasional. "Kami tidak bisa mentolerir setiap perilaku yang seharusnya mampu melindungi penanganan senjata bangsa AS yang paling kuat dan berbahaya.," katanya.
ketua DPR AS Edolphus Towns bersama Komite Pemerintah AS untuk Pengawasan Reformasi tengah berupaya mencari informasi lebih lanjut tentang laporan tersebut, dan berjanji akan memantau pelaksanaan hasil rekomendasi. "Hasil laporan menunjukkan, potensi kerentanan dalam pengangkutan bahan nuklir tidak dapat diterima," kata Towns.
Sementara itu, Departemen Energi Nuklir Administrasi Keamanan Nasional, yang mengawasi kinerja agen federal menyatakan bahwa laporan tersebut tidak ditemukan bukti yang cukup ihwal tindak indispliner agen federal selama bertugas. "Selama ini, Kantor Keamanan Transportasi NNSA selalu melatih tenaga profesional yang sudah mengangkut lebih dari 100 juta mil tanpa ada insiden kecelakaan fatal atau pelepasan radiasi," ungkap juru bicara NNSA Damien LaVera.
Dia menambahkan hasil laporan itu hanya mengidentifikasi dua kasus yang melibatkan personil NNSA yang sebenarnya mabuk ketika tidak menjalankan misi. LaVera juga mengatakan bahwa badan tersebut siap untuk mengevaluasi laporan dan melakukan perbaikan tambahan. Dia menolak mengatakan apakah ada orang yang dipecat sebagai akibat dari insiden rinci dalam laporan tersebut.
Sebagai informasi laporan yang dirilis kepada publik menyatakan perlu adanya pedoman untuk memberlakukan tes alkohol setidaknya sekali setahun serta aturan yang melarang konsumsi alkohol dalam waktu 10 jam sebelum jadwal kerja dan standar kandungan alkohol dalam darah yang diperkenankan adalah 0,02 persen atau lebih.