Sabtu 27 Nov 2010 06:07 WIB

Pasar Produk Halal Asia Tenggara Justru Dikuasai Non-Muslim

Rep: cr1/ Red: Arif Supriyono
Produk halal di supermarket Prancis
Foto: guardian
Produk halal di supermarket Prancis

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Pengusaha Muslim belum maksimal menggarap pasar produk halal. Buktinya, pasar produk-produk halal di Asia Tenggara justru banyak dikuasai pengusaha non-Muslim.

Pakar bioteknologi International Islamic University Malaysia, Irwandi Jaswir, mengutarakan hal itu. Semestinya, dia menyarankan, negara-negara berpenduduk mayoritas Islam memaksimalkan pasar itu. Apalagi segmen pasar produk halal di tingkat global mencapai angka 347 milyar AS. "Sekali dilepas untuk non Muslim maka seterusnya maka sulit merebutnya lagi," kata dia dalam Seminar Makanan Halal Internasional di Ciputat, Tangerang, Jumat (26/11)

Irwandi mencontohkan, di Malaysia, pemasok terbesar bahan tambahan makanan adalah Thailand. Jumlahnya sangat besar, mencapai 70 persen.

Faktor pangsa pasar inilah yang dilirik oleh negara-negara non-Muslim lain seperti Cina. Karenanya, ke depan negara-negara Muslim perlu menggali dan mengoptimalkan potensi yang dimiliki guna turut berkompetisi dan ambil bagian dalam pasar produk halal.

Upaya itu, ungkap, Irwandi perlu didukung dengan kerja sama intensif negara Muslim di berbagai tingkatan, baik level pemerintah, ilmuwan, atau pun lembaga ulama untuk membahas berbagai hal terkait. Hal senada diungkapkan oleh pakar teknologi pangan Universiti Kebangsaan Malaysia, Nazarudin Ramli.

Direktur Pusat Labolatorium Terpadu Universitas Islam Nenegri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, Mirzan T Razzak, menyatakan negara Muslim internasional penting bertemu untuk membahas dan menyatukan persepsi dan cara mendeteksi serta mengisolasi barang haram. Dia menduga perbedaan standardisasi yang ada akibat beda cara pandang dan hasil ijtihad. Menurut dia, hasil temuan ilmiah perlu diperkuat dengan otoritas fatwa dari lembaga terkait.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement