REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA– Sederet pekerjaan rumah telah menanti Jaksa Agung dan Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi terpilih. Dibutuhkan keberanian dan ketegasan untuk mampu menuntaskan berbagai perkara korupsi yang hingga kini banyak tidak jelas di mana ujungnya.

Anggota DPR RI Komisi III Bidang Hukum, HAM, dan Keamanan Topane Gayus Lumbuun mengingatkan Basrief Arief dan Busyro Muqoddas menjadi pemimpin yang tegas. “Saya yakin kedua orang ini mampu,” ujar Gayus saat dihubungi, Sabtu (27/11) tadi.

Mantan Jaksa Agung Muda Intelejen Basrief Arief dipilih Presiden dan dilantik di Istana Negara sebagai Jaksa Agung, Jumat lalu menggantikan Hendarman Supandji. Sementara Busyro Muqoddas berhasil memperoleh 34 suara pada pemungutan suara Komisi III DPR RI mengungguli saingannya, Bambang Widjojanto yang meraih 20 suara. Busyro pun resmi dipilih untuk memimpin KPK.

Pekerjaan rumah bagi KPK, lanjut Lumbuun, salah satunya adalah melanjutkan proses penyelesaian kasus dana talangan Bank Century. Hingga kini, rekomendasi DPR kepada KPK mengenai adanya indikasi korupsi pada penalangan bank plat merah ini telah diberikan namun tidak digunakan.

“Kalau memang terbukti tidak, hentikan saja kasusnya,” tandas pria kelahiran Manado, 62 tahun yang lalu ini.

Kejaksaan pun, dibawah pimpinan Basrief, harus mampu menyeret pihak-pihak yang tersangkut perkara pidana korupsi, tanpa pandang bulu. “Koruptor tidak bekerja seorang diri. Pasti berkelompok,” tambahnya.

Gayus melihat kedua sosok terpilih, Basrief dan Busyro, sebagai pilihan yang tepat, Busyro, dikenal Gayus sebagai pribadi yang tenang namun memiliki ketegasan.

Untuk Basrief, sekalipun dipilih langsung oleh Presiden, merupakan orang dalam kejaksaan. “Resistensinya sangat kecil.” Keduanya, tambah Gayus, harus menunjukan keberanian untuk memberantas korupsi dan menegakan keadilan tanpa tebang pilih.

Ikuti Whatsapp Channel Republika