REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA--Pengusaha India berminat masuk ke industri penambahan nilai barang tambang, yakni pengolahan bauksit menjadi alumunium. Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM), Gita Wirjawan, mengatakan dari kunjungannya ke anak benua Asia itu, sedikitnya 12 perusahaan menyatakan minat melakukan investasi di Indonesia dengan potensi mencapai 5 miliar dolar AS.
Saat ini, India merupakan penanam modal ke-16 dengan total investasi 24 juta dolar AS pada Januari-September. "Rata-rata di pertambangan, pembangkit listrik, infrastruktur pelabuhan dan smelter bauksit yang produk akhirnya merupakan aluminium," katanya kepada wartawan, Senin (29/11).
Saat ini, kata dia, ada momen perjanjian kerja sama ASEAN India Free Trade Agreement (AIFTA) yang dapat dimanfaatkan untuk menggaet masuknya investasi ke Indonesia hingga India masuk tujuh negara investor terbesar. Perjanjian ini membuat Indonesia dan India saling melihat sebagai mitra perdagangan dan investasi yang potensial, terlebih perekonomian keduanya tetap tumbuh positif di masa krisis.
"Kita harus memanfaatkan momen ini, agar produk kita bisa dijual ke India dan juga menarik investor dari India untuk berinvestasi di sini," tuturnya.
Berdasarkan dalam laporan khusus Standard Chartered Bank, Produk Domestik Bruto (PDB) India diperkirakan mencapai 30 triliun dolar AS dalam dua dekade mendatang. Negara tersebut telah meningkatkan investasi luar biasa besar dengan rasio 24 persen dari PDB pada 2000 menjadi 40 persen dari PDB pada 2010.
Kapasitas produksi, perbaikan infrastruktur, serta upaya memperbaiki standar pendidikan akan memicu pertumbuhan India.