REPUBLIKA.CO.ID,MOGADISHU--Perompak Somalia membajak sebuah kapal barang Malaysia dan 23 orang awaknya 300 mil di lepas pantai Somalia, kata satuan tugas anti-perompakan Uni Eropa, Senin. EU Navfor mengatakan, MV Albedo dibajak pada dinihari 26 November ketika kapal itu menuju pelabuhan Mombasa, Kenya, dari Jebel Ali di Uni Emirat Arab.
Awak kapal itu berasal dari Pakistan, Bangladesh, Sri Lanka dan Iran, kata satuan tugas itu dalam sebuah pernyataan online. Sabtu, perompak dikabarkan menaiki sebuah kapal barang Turki di Lautan India namun meninggalkan kapal itu setelah tidak bisa menemukan awaknya yang bersembunyi di sebuah tempat rahasia.
Kantor berita Turki Anatolia mengutip sebuah pernyataan pemerintah yang mengatakan, perompak menaiki "August 26" di lokasi sekitar 270 kilometer sebelah timurlaut pulau Socotra Yaman ketika kapal itu meninggalkan Teluk Aden. Sebuah kapal patroli NATO menemukan kapal Turki tersebut Minggu dan mulai berkomunikasi dengannya dan ditetapkan bahwa kapal itu aman dan awaknya selamat.
Perompakan meraja-lela di lepas pantai Somalia, yang mengacaukan jalur pelayaran antara Eropa dan Asia, membuat awak dan kapal terancam bahaya serta mendorong beaya asuransi bagi perusahaan perkapalan. PBB memperingatkan, perompak Somalia menjadi semakin berani dan tetap mendahului pasukan angkatan laut internasional yang berusaha mengakhiri pembajakan di kawasan perairan itu.
Perompak menculik sekitar 100 orang awak dan penumpang dari kapal-kapal yang dibajak dalam waktu kurang dari sebulan dan kini ada sedikitnya 438 pelaut dan 20 kapal yang ditahan oleh mereka, menurut data Organisasi Maritim Internasional. Perompak yang beroperasi di lepas pantai Somalia meningkatkan serangan pembajakan terhadap kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden meski angkatan laut asing digelar di lepas pantai negara Tanduk Afrika itu sejak 2008.
Kapal-kapal perang asing berhasil menggagalkan sejumlah pembajakan dan menangkap puluhan perompak, namun serangan masih terus berlangsung. Perairan di lepas pantai Somalia merupakan tempat paling rawan pembajakan di dunia, dan Biro Maritim Internasional melaporkan 24 serangan di kawasan itu antara April dan Juni tahun 2008 saja.
Angka tidak resmi menunjukkan 2009 sebagai tahun paling banyak perompakan di Somalia, dengan lebih dari 200 serangan -- termasuk 68 pembajakan yang berhasil -- dan uang tebusan diyakini melampaui 50 juta dolar. Perompak menyerang lebih dari 130 kapal dagang pada tahun itu, atau naik lebih dari 200 persen dari serangan tahun 2007, menurut Biro Maritim Internasional.
Kelompok-kelompok bajak laut Somalia, yang beroperasi di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Asia dan Eropa, memperoleh uang tebusan jutaan dolar dari pembajakan kapal-kapal di Lautan India dan Teluk Aden. Patroli angkatan laut multinasional di jalur pelayaran strategis yang menghubungkan Eropa dengan Asia melalui Teluk Aden yang ramai tampaknya hanya membuat geng-geng perompak memperluas operasi serangan mereka semakin jauh ke Lautan India.
Dewan Keamanan PBB telah menyetujui operasi penyerbuan di wilayah perairan Somalia untuk memerangi perompakan, namun kapal-kapal perang yang berpatroli di daerah itu tidak berbuat banyak, menurut Menteri Perikanan Puntland Ahmed Saed Ali Nur. Pemerintah transisi lemah Somalia, yang saat ini menghadapi pemberontakan berdarah, tidak mampu menghentikan aksi perompak yang membajak kapal-kapal dan menuntut uang tebusan bagi pembebasan kapal-kapal itu dan awak mereka.
Perompak, yang bersenjatakan granat roket dan senapan otomatis, menggunakan kapal-kapal cepat untuk memburu sasaran mereka. Somalia dilanda pergolakan kekuasaan dan anarkisme sejak panglima-panglima perang menggulingkan diktator militer Mohamed Siad Barre pada 1991. Selain perompakan, penculikan dan kekerasan mematikan juga melanda negara tersebut.