REPUBLIKA.CO.ID, JEDDAH--Hingga Selasa (30/11), keterlambatan pemulangan (delay) di Terminal Haji Bandara King Abdul Azis Jeddah belum juga tertangani. Ini membuat jamaah yang akan pulang ke Tanah Air merasa jengah.
Jamaah semakin kecewa karena informasi delay dari maskapai sangat minim. Tidak ada papan pengumuman atau layar televisi yang menunjukkan keterlambatan itu layaknya di bandara-bandara di sejumlah negara. Kekesalan mereka semakin bertambah dengan minimnya petugas-petugas dari maskapai yang memberikan penjelasan soal keterlambatan itu. Dari pantaun kemarin, keterlambatan penerbangan rata-rata masih berkisar satu hingga sembilan jam.
Tidak adanya kejelasan ini membuat jamaah meluapkan kekecewaan ke petugas dari Kementerian Agama atau Kementerian Kesehatan yang tengah bertugas di bandara. Jamaah umumnya menanyakan kapan harus diberangkatkan dengan nada emosi. "Heh, kapan kita berangkat. Kami sudah lama di sini," kata salah satu jamaah asal Gresik Jawa Timur kepada Wicaksono, salah satu petugas dari Kementerian Agama.
Jamaah laki-laki yang umurnya sekitar 45 tahun tersebut mengaku sudah menunggu di bandara sekitar enam jam. Namun berjam-jam di plasa bandara, dia dan ratusan jamaah asal kloter 24 Debarkasi Juanda Surabaya (SUB) tak juga masuk ke gate. Dari data Sistem Komputerisasi Haji Terpadu (Siskohat) Kementerian Agama, kloter SUB 24 baru diterbangkan ke Tanah Air Selasa (30/11) pukul 01.30 dini hari. Padahal rencananya, kloter ini berangkat Senin (29/11) pukul 16.30.
Wicaksono yang mendapat luapan kekecewaan ini tak bisa berbuat apa-apa karena memang tak mengetahui pasti pemberangkatan jamaah. Kepada jamaah tersebut, Wicaksono hanya meminta jamaah bersabar karena lalu lintas penerbangan di bandara masih sibuk. Di sisi lain, dia juga tidak bisa memberikan kepastian karena informasi penerbangan sepenuhnya ditangani petugas dari maskapai.
Suharli, jamaah asal Debarkasi Solo menyayangkan minimnya informasi dari maskapai. Menurutnya, jika maskapai lebih terbuka memberikan penjelasan, hal tersebut justru tidak akan membuat jamaah kecewa dan marah. "Tinggal dipasang saja atau banyak petugas memberikan keterangan, sehingga kalaupun harus menunggu jamaah bisa memanfaatkan waktunya untuk ke masjid atau istirahat," ujarnya.
Vice President Hajj Garuda Indonesia Hady Syahrean sebelumnya mengatakan, delay pemulangan diperkirakan terjadi dalam sepuluh hari hingga dua pekan. Pihaknya juga berjanji berkoordinasi dengan Daker Jeddah setiap ada delay. Harapannya jika delay cukup lama, jamaah ditunda keberangkatannya dari hotel transit agar mereka tidak berlama-lama di bandara.