REPUBLIKA.CO.ID, SHANNON, IRLANDIA--Menteri Luar Negeri Amerika Serikat, Hillary Clinton, mendapatkan kesempatan langka untuk berinteraksi dengan menteri luar negeri Iran pada suatu konferensi keamanan di Bahrain. Hillary di sana untuk berpidato menyampaikan pesan kepada Tehran tentang pentingnya terlibat dengan komunitas internasional mengenai program nuklir Iran pada pembicaraan pekan depan di Jenewa.
Namun meski pidato Hillary dari podium ditujukan langsung ke delegasi Iran yang dipimpin oleh Menlu Manouchehr Mottaki, usaha Hillary untuk melakukan diplomasi yang lebih personal kepada Mottaki disambut datar.
"Saya berdiri dari kursi dan ia duduk berjarak hanya beberapa kursi dari saya. Ia menjabat tangan beberapa orang lalu melihat saya, berhenti dan memalingkan wajah," kata Hillary kepada wartawan di pesawatnya saat kembali ke Washington pada Sabtu (4/12). "Saya berkata 'Halo Pak Menteri.' Dan ia hanya memalingkan wajah."
Pidato Hillary di Bahrain pada Jumat disampaikan menjelang pertemuan pekan depan di Kenewa antara Iran dan enam negara besar--AS, Prancis, Rusia, Inggris, China, dan Jerman--pertemuan pertama mereka sudah lebih dari setahun yang lalu. Enam negara tersebut mendesak pembicaraan harus berfokus pada program nuklir Iran yang mereka takutkan ditujukan untuk memproduksi senjata nuklir.
Pejabat Iran telah mengindikasikan bahwa mereka tidak tertarik mendiskusikan pekerjaan nuklir mereka yang disebut seluruhnya ditujukan untuk tujuan damai. Isyarat itu memberikan keraguan atas prospek pertemuan Jenewa.
Hillary mengatakan ia berharap pidatonya --yang menggambarkan pilihan jelas bagi Iran apakah mau atau tidak untuk kembali bergabung ke dalam komunitas internasional-- ditujukan untuk menetapkan kerangka pertemuan Jenewa seraya menekankan bahwa masih mungkin melakukan dialog nyata.
"Kami menawarkan keterlibatan Iran dan masih ada pintu terbuka untuk hal tersebut, namun mereka harus menunjukkannya di Jenewa dan bernegosiasi mengenai program nuklir karena hal itu lah yang menimbulkan kekhawatiran legitimasi," kata Hillary. "Bila mereka melanjutkan sikap tersebut, jelas akan mengganggu stabilitas."
Mottaki di sisi lain tidak merasa stabilitasnya terganggu sama sekali dengan permohonan Hillary. Meski menlu AS menekankan isu mengenai keterlibatan Iran, Mottaki berkonsentrasi pada makan malamnya--tidak memberikan tanda bahwa pesan terbaru Washington kepada Tehran telah didengar.