Selasa 07 Dec 2010 01:54 WIB

Kebakaran Padang Rumput di Cina Tewaskan 22 Orang

REPUBLIKA.CO.ID, CHENGDU-- Kebakaran padang rumput yang menyebar di wilayah pegunungan Tibet, bagian Cina Selatan, berubah mematikan ketika memerangkap sejumlah tentara dan penduduk lokal yang berusaha menyelamatkan diri dari kobaran. Pada Minggu malam, sedikitnya 22 orang meninggal dan tiga mengalami luka bakar parah akibat peristiwa tersebut," ujar pejabat lokal.

Api dengan liar berkobar di sebuah padang rumput di atas dataran tinggi sekitar enam kilometer dari pusat pemerintahan lokal di Daofu County, Wilayah Otonomi Tibet, Garze, di Propinsi Sichuan. Sekitar 33,3 hektar padang rumput hangus, sedangkan 13 hektar lagi masih terbakar dengan kobaran api, demikian menurut sumber dari pemadam kebakaran setempat.

"Garis radius api melebar beberapa kilometer lebih panjang. Saat hari mulai gelap di malam hari, sebagian besar petugas pemadam harus mundur ke kemah," ujar petugas pemadam senior setempat, Yang Hao, kepada wartawan. "Namun, kami masih memantau situasi dari dekat terus-menerus," ujarnya.

Sekitar 2 ribu orang telah bergabung dalam upaya pemadaman api. Gubernur Sichuan, Jiang Jufeng, memimpin sebuah tim menuju Doufu, yang berjarak 580 kilometer dari ibu kota propinsi, Chengdu, pada Minggu Malam. Satu tim medis darurat juga berangkat dari Chendu ke Daofu.

Pejabat lokal mengatakan kebakaran padang rumput itu terpetik pada Minggu tengah hari. Awalnya kobaran api dapat dikontrol hingga pukul 3 sore waktu setempat, namun angin berhembus kuat mendorong kobaran dan justru menjebak orang-orang yang berjuang memadamkannya.

Peristiwa itu merenggut 22 nyata, 15 tentara, dua adalah pekerja administrati yang merawat padang rumput dan lima lain adalah penduduk sipil, demikian ujar pejabat. Hembusan angin surut pada Minggu larut malam, memberikan kondisi menguntungkan bagi pemadam untuk menjinakkan api.

sumber : Ant/Xinhua-OANA
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Advertisement
Advertisement