Kamis 09 Dec 2010 02:20 WIB

Diduga Lakukan Malpraktik, RSIA Keluarga Kita Dilaporkan Mantan Karyawannya

Rep: c25/ Red: Siwi Tri Puji B

REPUBLIKA.CO.ID, TANGERANG--Rumah Sakit Ibu dan Anak (RSIA) Keluarga Kita, Kecamatan Curug, Kabupaten Tangerang dilaporkan ke Polres Metro Tangerang Kabupaten, Jumat (3/12) pekan lalu. pelapor adalah pasien sekaligus pekerja magang di RSIA tersebut menuntut pihak rumah sakit bertanggung jawab karena dugaan malpraktik sekaligus pemecetan secara sepihak kepada dirinya.

“Ibarat sudah jatuh tertimpa tangga pula,” kata Pipik Rianamulya (42 tahun) pasien sekaligus pekerja magang  di bagian keamanan perawatan di rumah sakit tersebut kepada Republika, Rabu (8/12).

Pipik menceritakan, peristiwa itu terjadi pada tanggal 15 Oktober 2010 lalu. Ia yang masih harus menjalani proses magang selama dua minggu tiba-tiba merasakan gigi nomor tiga bagian bawah sebelah kiri sakit.  Gigi yang itu menurutnya memang sudah berlubang sehingga ia  memeriksakan giginya itu ke drg Citra, salah seorang dokter gigi tetap di rumah sakit tersebut.

Kepada dokter,  Pipik meminta supaya gigi yang berlubang itu dicabut dan dokter memenuhi permintannya tersebut. Setelah pipinya dioles balsam dan disuntik bius di bagian pipinya supaya tidak merasakan sakit saat dicabut, dokter itu kemudian mencabut gigi Pipik.

Kemudian ia bercermin melihat giginya itu. Ternyata, giginya yang dicabut bukan bagian yang seharusnya dicabut. Gigi yang dicabut adalah gigi pertama di bagian bawah sebelah kiri. Padahal, dokter itu seharusnya mencabut gigi nomor urut tiga di bagian bawah sebelah kiri. “Gigi yang dicabutpun tidak seluruhnya, tapi hanya sebagian saja alias patah,” kata Pipik.

Pipik mengatakan, dokter itu mengakui bahwa ada kesalahan dan gigi yang dicabut itu patah atau tidak seluruhnya. Sehingga, dokter itu menyarankan Pipik jika tetap ingin mencabut gigi yang seharusnya dicabut untuk datang lagi pada dokter itu tiga bulan kemudian.

Setelah obat bius penghilang rasa sakit berkurang, Pipik mengatakan ia menderita kesakitan yang luar biasa pada bagian pipinya sehingga membuatnya tidak bisa tidur. Esok harinya, gigi pipik yang dicabut itu mengalami pendarahan dan membuat pipinya bengkak dan demam.

Pada malam harinya, Pipik kembali mendatangi rumah sakit itu untuk minta izin tidak bekerja dan melaporkan kondisinya itu kepada dokter yang mencabut giginya itu. Menurut Pipik, dokter itu menjanjikan akan mencabut giginya tersebut dalam waktu dua minggu.

Keesokan harinya, Pipik dipanggil oleh pihak SDM (Sumber Daya Manusia) RSIA Keluarga Kita. Ia dihadapkan kepada dokter gigi yang mencabut giginya itu dan kepala SDM RSIA Keluarga Kita yang bernama Tinton Al Fatah. “Mereka yang ada di ruangan itu menuduh saya melakukan pencemaran nama baik RSIA Keluarga Kita,” ujar Pipik.

Kemudian, Pipik diberhentikan secara tidak hormat oleh pihak SDM RSIA Keluarga Kita dan upah magangya selama dua minggu sebesar Rp 280 ribu tidak dibayar.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement