REPUBLIKA.CO.ID, ARAK, PROVINSI MARKAZI--Presiden Iran, Mahmoud Ahmadinejad, dalam pertemuan dengan para veteran perang dan keluarga para syuhada di provinsi Markazi mengatakan bahwa Iran akan mempertahankan hak-haknya termasuk hak atas nuklir. Dalam satu upacara untuk memberikan tanda penghargaan kepada tiga keluarga syuhada di provinsi itu, Presiden Ahmadinejad mengatakan bahwa negara-negara Barat telah mendeklarasikan bahwa mereka mengakui hak-hak rakyat Iran.
Berpidato ditujukan kepada para pemimpin Barat, presiden menegaskan bahwa hal itu akan menguntungkan mereka jika menghapus sanksi-sanksi dan bekerja sama dengan Iran. Dia menambahkan, "Saya menganggap bahwa Barat telah melihat apa yang terjadi di Iran dan bahwa Iran tidak akan menyerah bahkan sedikit saja dari hak-hak mereka sendiri.
Sementara itu Jerman pada Selasa (7/12) menyampaikan kepuasannya terhadap pembicaraan antara negara P5+1 dengan Iran di Jenewa dengan mengatakan hal tersebut sebagai sebuah permulaan. "Seperti yang kami perkirakan bahwa tidak ada terobosan dalam pembicaraan tersebut, namun sebuah permulaan telah dilakukan," kata Menteri Luar Negeri Jerman, Guido Westerwelle dalam pernyataan pers yang disiarkan kementerian luar negeri di Berlin.
"Kami ingin melanjutkan rute pembicaraan selanjutnya pada Januari di Istanbul, hal tersebut menunjukkan kesempatan yang ada untuk mengubah permulaan itu menjadi sebuah proses, hal itu yang akan kami ikuti terus," katanya.
Westerwelle mengatakan bahwa Jerman menginginkan kemajuan dan pembicaraan yang substantif karena hal itu merupakan tujuan mereka dalam pembicaraan tersebut. Jerman merupakan bagian dari enam negara -- Inggris, Prancis, China, Rusia, Jerman, Amerika Serikat -- yang terlibat dalam pembicaraan dengan Iran, walaupun bukan merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB seperti lima negara lainnya.
Pertemuan dua hari di Jenewa, setelah 14 bulan terhenti, itu dilangsungkan di tengah penguatan sanksi internasional terhadap Teheran. Iran menerima empat putaran sanksi PBB karena penolakannya untuk menghentikan pengayaan uranium, proses sensitif yang dapat digunakan untuk membuat bahan bakar nuklir dan juga inti fisi dari sebuah bom atom dalam tingkat pengayaan yang lebih tinggi.
Tetapi Iran menolak klaim Barat dan Israel bahwa program pengayaan uranium mereka merupakan kedok untuk membuat senjata nuklir. Berkali-kali Teheran menegaskan bahwa tujuan sebenarnya dari proyek nuklirnya adalah untuk menciptakan energi nuklir bertujuan damai.