REPUBLIKA.CO.ID,YOGYAKARTA--Keputusan Gusti Bendoro Pangeran Haryo Prabukusumo mundur dari jabatan Ketua Dewan Pimpinan Daerah Partai Demokrat Daerah Istimewa Yogyakarta merupakan wujud integritas keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Keputusan GBPH Prabukusumo mundur dan keluar dari keanggotaan DPD Partai Demokrat DIY itu, tidak hanya sekadar pilihan politik," kata Raja Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat Sri Sultan Hamengku Buwono X di Yogyakarta, Kamis.
Menurut Sultan yang juga Gubernur DIY, keputusan yang diambil GBPH Prabukusumo itu merupakan wujud kesatuan sikap keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat dalam memperjuangkan keistimewaan DIY.
"Saya melihat sikap GBPH Prabukusumo itu bukan hanya pilihan politik, tetapi juga menyangkut integritas kami. Kami bersaudara mempunyai integritas dan sikap yang sama dalam menghadapi masalah, khususnya keistimewaan DIY," katanya.
Ia mengatakan, keputusan mundur adiknya menyusul sikap politik Partai Demokrat yang tidak berpihak pada keistimewaan DIY menunjukkan kekompakan dari keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat.
"Kekompakan tersebut untuk terus mempertahankan apa yang telah diperjuangkan ayah kami almarhum Sri Sultan Hamengku Buwono IX. Sikap GBPH Prabukusumo itu sekaligus menegaskan bahwa keluarga Keraton Ngayogyakarta Hadiningrat memiliki satu suara soal keistimewaan DIY."
Menurut dia, keluarga keraton memiliki satu suara dalam menyikapi keistimewaan DIY. Meskipun berbeda pandangan politik, keluarga keraton bisa membangun integritas, kekompakan, dan kesatuan sikap dalam memperjuangkan keistimewaan DIY.
"Jadi, keputusan GBPH Prabukusumo mundur dan keluar dari Partai Demokrat bukan atas desakan dari siapa pun. Keputusan itu murni diambil adik saya atas dasar kesadaran sendiri setelah melihat sikap politik Partai Demokrat yang tidak berpihak pada keistimewaan DIY," katanya.