Sabtu 11 Dec 2010 07:30 WIB

Pengelola PIHK Keluhkan Penyempitan Luas Tenda

Tenda jamaah haji di Mina
Foto: EPA
Tenda jamaah haji di Mina

REPUBLIKA.CO.ID,MAKKAH--Kalangan penyelenggara ibadah haji khusus (PIHK) menyayangkan kebijakan muassasah yang mengurangi luasan tenda jamaah haji khusus tahun ini. Akibat pengurangan ini, banyak jamaah khusus terpaksa melaksanakan ritual wukuf atau mabit di luar tenda.

"Ya itu terpaksa dilakukan karena tenda memang tidak memadai lagi untuk dimasuki jamaah," ungkap Kepala Seksi Pengawasan Penyelenggara Ibadah Haji Khusus (PIHK) Ahmad Basani saat mengevaluasi sementara pelaksanaan haji jamaah khusus, Jumat (10/12).

Penyempitan tenda tak hanya terjadi di Arafah. Saat mabit di Mina, juga banyak ditemui jamaah yang terpaksa berada di luar tenda agar lebih nyaman. Terhadap hal ini, Basani berharap agar musim haji tahun depan tidak sampai terjadi lagi. Di sisi lain, pihaknya meminta asosiasi PIHK juga aktif melakukan pembicaraan dengan muassasah untuk mencarikan solusinya. Dari informasi yang dia dapat sementara, penyempitan tenda dilakukan karena tenda jamaah bertambah banyak menyusul besarnya jamaah tahun ini yang mencapai sekitar 3 juta orang.

Hal lain yang menjadi keluhan kalangan PIHK dan pemegang bendera adalah masih adanya jamaah khusus yang ditempatkan cukup jauh dari jamarat atau lokasi pelemparan jumrah. Jamaah yang paling jauh menempati tenda tersebut adalah yang berada pada maktab 106 hingga 108.

Jamaah tiga maktab ini jaraknya sekitar 1.500 hingga 2.500 meter dari jamarat. Sementara untuk maktab 99 dan 100, tenda jamaahnya berada sekitar terowongan Muashim. Adapun maktab 101 hingga 105 menempati tenda yang jaraknya hanya sekitar 500 meter dari jamarat. "Ini memang terasa tidak adil karena biaya yang dikeluarkan jamaah khusus juga sama," tandasnya.

Bagi sebagian PIHK, jauhnya tenda dengan jamarat itu disiasati dengan menyewa pemondokan sendiri di dekat jamarat seperti di kawasan Aziziah Syimaliah. Lokasi itu menjadi transit atau istirahat jamaah tak terlalu berat.

Pada malam hari jamaah diberangkatkan ke Mina yang jaraknya hanya beberapa ratus meter dari hotel transit. Soal lokasi tenda Mina ini, kata Basani, Kementerian Agama tidak bisa berbuat banyak karena sistemnya undian dan di bawah kendali muassasah.

Basani menambahkan, masukan lain dari kalangan PIHK adalah perlunya perbaikan fasilitas kamar mandi dan WC di Arafah-Muzdalifah-Mina (Armina). Dari keterangan sejumlah PIHK, jamaah banyak yang kurang nyaman saat ke WC karena kondisinya rusak serta tak bersih. "Kalau antre, jamaah pada dasarnya memahami, tapi kalau kotor dan rusak kan sangat menganggu," jelasnya.

Pada tahun ini, jamaah haji khusus jumlahnya mencapai 23.434 orang. Mereka diberangkatkan 148 PIHK atau pemegang bendera dari berbagai penjuru di Tanah Air. Pemulangan jamaah khusus telah rampung pada 7 Desember lalu.

sumber : media centre haji
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Advertisement
Berita Lainnya
Advertisement
Terpopuler
1
Advertisement
Advertisement