REPUBLIKA.CO.ID,KOTA GAZA--Dua remaja Palestina tewas di Kota Gaza, Jumat, dalam ledakan yang diperkirakan berasal dari peluru tank Israel yang gagal meledak, kata beberapa sumber medis dan keamanan.
Menurut sumber-sumber keamanan, kedua remaja itu tewas ketika bom tersebut meledak di daerah Shujaiyeh di kota itu. Mereka mengatakan, bom itu mungkin peninggalan perang 22 hari Israel di Gaza.
Remaja-remaja yang berusia 16 tahun itu diidentifikasi sebagai Mumen Hilles dan Muntasser al-Batniji.
Militer Israel menyatakan tidak mengetahui insiden tersebut.
Sebelumnya, tiga orang lain Palestina, seorang diantaranya remaja, cedera oleh tembakan pasukan Israel dalam dua insiden di perbatasan Gaza-Israel, kata sumber medis dan keamanan. Dua orang dari mereka, yang berusia 20-an tahun, ditembak di kaki ketika sedang mengumpulkan bahan bangunan di sebuah daerah dekat kota wilayah utara, Beit Lahiya, kata petugas medis kepada AFP.
Di daerah sebelah selatan, seorang anak laki-laki ditembak kakinya di dekat rumahnya di Khuzaa, sebuah desa sebelah timur kota Khan Yunis dan dekat perbatasan, kata pejabat-pejabat keamanan. Pasukan Israel mengkonfirmasi penembakan itu dengan mengatakan, pasukan menembak kaki mereka setelah para tersangka itu mengabaikan tembakan peringatan.
Juga Jumat, gerilyawan Palestina menembakkan sebuah roket ke Israel selatan dari Gaza, kata militer.
Roket itu mendarat di tempat terbuka dan tidak menjatuhkan korban, kata militer dalam sebuah pernyataan, dengan menambahkan bahwa gerilyawan Palestina telah menembakkan sekitar 200 roket dan mortir ke Israel sepanjang tahun ini.
Israel meluncurkan perang 22 hari di Jalur Gaza dua tahun lalu dengan tujuan menghentikan serangan-serangan roket dan mortir yang hampir setiap hari ke negara Yahudi tersebut. Jumlah serangan dari wilayah kantung Palestina itu mengalami penurunan dramatis sejak perang itu, meski sepanjang tahun ini sekitar 200 roket ditembakkan ke Israel, kata militer.
Jalur Gaza, kawasan pesisir yang padat penduduk, diblokade oleh Israel dan Mesir setelah Hamas berkuasa hampir tiga tahun lalu. Israel menggempur habis-habisan Jalur Gaza hampir dua tahun lalu dengan dalih untuk menghentikan penembakan roket yang hampir setiap hari ke wilayah negara Yahudi tersebut.
Perang di dan sekitar Gaza meletus lagi setelah gencatan senjata enam bulan berakhir pada 19 Desember 2008. Israel membalas penembakan roket pejuang Palestina ke negara Yahudi tersebut dengan melancarkan gempuran udara besar-besaran dan serangan darat ke Gaza dalam perang tidak sebanding yang mendapat kecaman dan kutukan dari berbagai penjuru dunia.
Operasi "Cast Lead" Israel itu, yang menewaskan lebih dari 1.400 orang Palestina yang mencakup ratusan warga sipil dan menghancurkan sejumlah besar daerah di jalur pesisir tersebut, diklaim bertujuan mengakhiri penembakan roket dari Gaza. Tiga-belas warga Israel, sepuluh dari mereka prajurit, tewas selama perang itu.
Proses perdamaian Timur Tengah macet sejak konflik itu, dan Jalur Gaza yang dikuasai Hamas masih tetap diblokade oleh Israel. Kelompok Hamas menguasai Jalur Gaza pada Juni tahun 2007 setelah mengalahkan pasukan Fatah yang setia pada Presiden Palestina Mahmoud Abbas dalam pertempuran mematikan selama beberapa hari.
Sejak itu wilayah pesisir miskin tersebut dibloklade oleh Israel. Palestina pun menjadi dua wilayah kesatuan terpisah -- Jalur Gaza yang dikuasai Hamas dan Tepi Barat yang berada di bawah pemerintahan Abbas.
Uni Eropa, Israel dan AS memasukkan Hamas ke dalam daftar organisasi teroris.