REPUBLIKA.CO.ID, HAVANA--Keluarga wanita dari para pembangkang politik Kuba yang dipenjarakan melakukan protes di luar penjara-penjara Kuba, (10/12). Pemprotes marah pada pemerintah komunis pulau itu karena tidak menepati janjinya untuk membebaskan 11 tahanan politk.
Sementara itu, sekitar 50 pembangkang politik ditahaan sebentar Kamis malam dan Jumat pagi di tempat-tempat berbeda negara itu untuk mencegah protes pada Hari HAM Internasional, kata pemimpin HAM Elizardo Sanchez. "Ini penahanan sementara, yang berlangsung hanya beberapa jam, tetapi masih tetap tidak bisa diterima," kata Sanchez.
Para wanita dari kelompok Ladies in White itu, bergerak dengan membawa bunga-bunga dan meneriakkan yel-yel "Pembebasan para tahanan dan "Nyawa-nyawa Zapata"-- mengacu pada Orlando Zapata, seorang pembangkag yang meninggal Fabruari setelah melakukan aksi mogok makan 85 hari.
Para wanita itu berunjuk rasa di luar dua penjara dan Direktorat Penjara nasional. Kendatipun para wanita itu tidak diganggu oleh para pendukung pemerintah di penjara tersebut, Kamis malam para anggota kelompok itu dikelilingi dan diganggu oleh sekolompok massa di tengah kota Havana.
Berdasarkan satu perjanjian yang ditengahi Gereja Katolik, Presiden Rul Castro, Juli, setuju membebaskan 52 tahanan politik. Dari jumlah itu, 40 orang setuju beremigrasi ke Spanyol dengan keluarga mereka dan satu tingal di Kuba, tetapi sisanya 11 orang masih mendekam di penjara dan menolak meninggalkan negara itu.